Biro intelijen di Kyrgyzstan mengatakan terduga pelaku serangan bom kereta bawah tanah hari Senin (3/4) di Rusia adalah warga negara Rusia kelahiran Kyrgyzstan.
Seorang juru bicara dinas keamanan Kyrgyzstan, GKNB, mengidentifikasi terduga sebagai Akbarzhon Jalilov, yang lahir pada tahun 1995. Kantor berita Rusia Interfax sebelumnya melaporkan pihak berwenang Rusia telah mengidentifikasi terduga pelaku pemboman itu sebagai seorang pria berusia 23 tahun dari Asia Tengah.
Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova menaikkan jumlah korban tewas akibat ledakan di St. Petersburg itu dari 11 menjadi 14 hari Selasa dalam konferensi pers. Sekitar 50 lainnya terluka dalam ledakan yang begitu kuat sehingga mengakibatkan lubang pada pintu tebal terbuat dari logam dari gerbong kereta bawah tanah itu. Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Polisi menjinakkan bom lain yang disembunyikan di dalam alat pemadam kebakaran di stasiun lainnya di St. Petersburg. Seluruh layanan kereta bawah tanah kota itu ditutup selama sebagian besar hari Senin.
Para pejabat di St. Petersburg telah mengumumkan masa berkabung selama tiga hari. Presiden Rusia Vladimir Putin kebetulan berada di St. Petersburg hari Senin untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Presiden Amerika Donald Trump menyebut ledakan itu sebagai “hal yang benar-benar mengerikan," sementara juru bicara untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan “mereka yang bertanggung jawab atas tindakan mengerikan itu harus dituntut pertanggungjawabannya.” [lt]