Terkait Keamanan Air Minum, Pendapat Rakyat AS Terbelah

  • Associated Press

Warga mengandalkan para relawan untuk pasokan air untuk minum, mandi, dan penggunaan lain di Flint, Michigan. (VOA/K. Farabaugh)

Air minum yang terkontaminasi timbal di Flint, Michigan telah menjadi berita utama selama berbulan-bulan, dan lebih dari setengah warga AS percaya bahwa ini adalah tanda-tanda permasalahan yang semakin tersebar luas di AS.

Terkait dengan keamanan air minum, hanya setengah warga AS yang menunjukkan tingkat keyakinan yang sangat tinggi menyangkut keamanan dari apa yang mengalir keluar dari keran, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Associated Press-GfK, yang menemukan tingkat kepercayaan bahkan lebih rendah lagi di kalangan minoritas dan mereka dengan pendapatan rendah.

Air minum yang terkontaminasi timbal di Flint, Michigan telah menjadi berita utama selama berbulan-bulan, dan lebih dari setengah warga AS percaya bahwa ini adalah tanda-tanda permasalahan yang semakin tersebar luas di AS. Kurang lebih tujuh dari 10 warga AS minum dari air kran, namun hampir setengahnya menyaringnya dahulu.

“Dari keseluruhan sistem pasokan air minum di negeri ini, Flint tidak mungkin satu-satunya yang bermasalah,” ujar Elsbeth Jayne, 28, dari Christianburg, Virginia, yang merasa nyaman dengan pasokan air minumnya.

Joseph Johnson, 46, dari Brooklyn, New York, mengatakan ia hanya minum air dalam botol kemasan, menghabiskan uang US$8 sebulan untuk dua dus air dalam botol kemasan. Ia termasuk 30 persen dari warga AS yang memilih untuk meminum air kemasan yang dijual di toko-toko.

“Saya selalu berasumsi bahwa pasokan air minum tidak 100 persen bersih. Situasi di kota Flint mengungkapkan lebih banyak cerita serupa ke permukaan,” ujarnya hari Jumat.

Flint, dengan populasi sekitar 100.000 orang, menyalurkan air dari Sungai Flint selama 18 bulan untuk menghemat uang sampai jaringan pipa baru yang terhubung ke Danau Huron siap. Namun timbal dari pipa air minum kota yang lama merembes dan menyebabkan air menjadi korosif karena perlakuan tertentu pada pemrosesan air minum tidak dilakukan. Gubernur Michigan, Rick Synder, yang pemerintahannya berulang kali meremehkan ancaman rembesan timbal, sekarang menyebutnya sebagai sebuah “bencana.”

Berapapun kadar timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak dapat dianggap aman, khususnya pada anak-anak. Air sungai juga kemungkinan menjadi sumber penyebab penyakit Legionnaires, yang telah merenggut jiwa paling tidak sembilan orang di kawasan tersebut.

Jajak pendapat menemukan hanya 47 persen warga AS yang menyatakan bahwa mereka memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi terhadap keamanan air yang mereka minum, sementara 33 persen mengatakan mereka cukup yakin dan 18 persen sangat tidak percaya atau sama sekali tidak percaya.

Empatpuluh persen dari warga Afrika-Amerika yang berpartisipasi dalam jajak pendapat dan 28 persen dari warga keturunan Hispanik memiliki peluang yang lebih rendah dari kaum kulit putih – dengan tingkat kepercayaan 54 persen – untuk menyatakan sangat yakin menyangkut keamanan pasokan air minum mereka. Kurang dari 40 persen rumah tangga dengan penghasilan tahunan kurang dari $50.000 menyatakan sangat yakin.

“Persepsi adalah realitas,” ujar Marc Edwards, seorang pakar air dari Virginia Tech yang memainkan peran vital dalam mendokumentasikan masalah pencemaran timbal di kota Flint.

“Umumnya, air keran di AS aman untuk diminum. Berbagai permasalahan yang muncul ke permukaan di kota Flint, termasuk Legionella dan timbal, secara tidak proporsional telah mempengaruhi masyarakat minoritas.”

Ia mengatakan sebagian dari permasalahan disebabkan oleh kondisi pipa lama yang “sangat parah” di lingkungan dan perumahan-perumahan di seluruh negeri.

Setengah dari warga AS mengatakan pemerintah federal harus berbuat lebih banyak lagi untuk memastikan keamanan pasokan air minum, sementara 40 persen mengatakan peran pemerintah sudah cukup tepat. Direktur regional Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), yang mendapat kritikan karena tidak memberikan bantuan pada warga kota Flint lebih awal, mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Januari.

Lebih dari 60 persen warga kulit hitam dan Hispanik mengatakan pemerintah federal harus berbuat lebih banyak lagi, dibandingkan 44 persen warga kulit putih, demikian temuan dari jajak pendapat. Hampir 60 persen rumah tangga dengan pendapatan tahunan kurang dari $50.000 menginginkan agar pemerintah berbuat lebih banyak lagi. Hanya 40 persen rumah tangga dengan pendapatan lebih dari $100.000 per tahun yang memiliki pandangan serupa.

Karl Bantom ingin pemerintah bertindak aktif. Ia mengatakan ia dan istrinya telah mengkonsumsi air dalam botol kemasan selama bertahun-tahun selama mereka tinggal di apartemen di Philadelphia.

“Ketika saya membuka keran air, saya mencium bau belerang. Saya tidak mau minum air dari sini,” ujar Bantom, 55 . “Mereka harus menguji kualitas air dengan lebih cermat.”

Ketika hasil jajak pendapat disampaikan, seorang juru bicara untuk American Water Works Association, yang mewakili para profesional dibidang pasokan air minum, mengatakan “mayoritas luas” dari perusahaan penyedia air minum di AS telah melebihi standar yang ditentukan baik oleh pemerintah federal dan pemerintah negara bagian.

“Apabila orang menyangsikan keamanan dari pasokan air minumnya, saya akan mendorong mereka untuk menghubungi perusahaan pemasok air minum secara pribadi dan tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sulit,” ujar Greg Kail.

“Cermati laporan kualitas baku air minum dari perusahaan penyedia air minum. Diskusikan dengan para profesional di bidang kesehatan publik. Dapatkan jawaban yang anda butuhkan. Dan kemudian buat keputusan berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh.”

Jajak pendapat AP-GfK melibatkan 1.033 orang dewasa dan dilakukan secara daring dari tanggal 11-15 Februari, dengan menggunakan sampel yang diambil dari KnowledgePanel berbasis probabilitas milik GfK, yang dianggap mewakili populasi warga AS. Marjin kesalahan dari pengambilan sampel dari keseluruhan responden adalah plus atau minus 3,4 poin persentase. [ww]