James Holmes, tersangka penembakan di sebuah bioskop di Aurora, Colorado yang menewaskan 12 orang dan melukai 58 lainnya, Senin pagi (23/7) dihadirkan di pengadilan.
Dengan rambut yang dicat berwarna oranye, James Holmes tampil di ruang sidang Arapahoe County Justice Centre, di pengadilan Aurora, Colorado, Senin pagi. Ia tidak menunjukkan emosi apapun, bahkan beberapa saat tampak mengantuk. Ia juga tidak berbicara dan hanya menatap lantai atau melihat langsung ke arah hakim yang memimpin sidang.
Kandidat doktor bidang neuroscience di Universitas Colorado itu dituduh melakukan penembakan saat pemutaran perdana film Batman “The Dark Knight Rises” Jumat dini hari, di bioskop di kota Aurora, Colorado. Sedikitnya 12 orang tewas dan 58 lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Lima keluarga korban ikut menghadiri sidang pra pengadilan pertama Senin pagi, termasuk Anggiat Mora Situmeang, warga negara Indonesia yang luka-luka terkena serpihan lantai.
Anggiat datang sendiri karena istrinya, Rita Paulina Situmeang, masih dirawat di Denver Health Medical Center pasca operasi pengambilan serpihan peluru, sementara putranya Prodeo Et. Patria Situmeang tidak hadir karena masih trauma.
“Saya datang sendiri dan kami sebetulnya tidak melihat langsung. Hanya dari TV saja. Ruang sidang di mana ada James Holmes ada di sebelah kami, yang dibatasi dengan dinding dan kami hanya melihat lewat TV. (Bapak tidak diperkenankan masuk?) Bukan tidak boleh. Tapi mungkin karena baru hari pertama, baru mendengar keterangan saja. Tapi, saya lihat dia persis orang yang saya lihat di bioskop waktu itu,” ujar Anggiat Situmeang.
Anggiat Mora Situmeang bersama istri dan putranya adalah tiga dari 58 korban luka-luka dalam insiden penembakan di bioskop di kota Aurora, Colorado, Jumat dini hari. Istrinya, Rita Paulina, terkena tembakan di lengan dan kaki kiri, sementara putranya, Prodeo, terkena tembakan di punggung belakang. Anggiat Mora sendiri terkena serpihan lantai yang pecah terkena tembakan. Prodeo sudah diizinkan pulang, meskipun peluru masih bersarang di punggung belakangnya. Berdasarkan pertimbangan medis, tim dokter belum akan mengangkat peluru tersebut.
Anggiat menambahkan, “Tapi saya jadi susah betul. Karena meskipun Prodeo (anak saya) sudah diizinkan pulang, tapi tidak tinggal di rumah kami dulu, karena ia masih sendirian. Kalau ditinggal sendiri, ia masih suka bengong, bingung. Jadi ia saya titipkan di rumah keluarga Gultom yang memang punya anak-anak seusia Prodeo. Tapi, itu saya jadi harus bolak-balik”.
Presiden Amerika Barack Obama terbang ke Colorado Minggu sore untuk menjenguk para korban luka-luka dan bertemu keluarga korban yang tewas. Dalam pernyataan singkat setelah kunjungan itu, Presiden Obama mengatakan para korban akan selalu diingat, sementara sang pelaku yang sudah menerima perhatian luas dua hari ini akan dilupakan.
“Ketika Anda berkesempatan mengunjungi keluarga korban yang kehilangan orang yang mereka cintai, sebagaimana yang saya ungkapkan pada mereka, saya tidak menemui mereka sebagai presiden tetapi sebagai seorang ayah dan suami. Saya kira alasan kejadian seperti ini berdampak besar pada kita karena kita semua jadi memahami bagaimana rasanya jika orang yang kita cintai diambil dari sisi kita, bagaimana rasanya dan apa dampaknya. Saya berkesempatan mengunjungi setiap keluarga dan pembicaraan kami umumnya diisi dengan kenangan. Ini merupakan kesempatan bagi keluarga untuk menggambarkan betapa luar biasanya abang atau putra atau putri mereka. Juga jiwa yang telah tersentuh dan mimpi mereka di masa depan,” kata Presiden Obama.
Dalam kunjungan itu Presiden Barack Obama juga memuji aparat lokal termasuk walikota Aurora Steven Hogan, yang baru menduduki jabatannya selama tujuh bulan. Dan, Kepala Polisi Daniel Oates yang menanggapi serangan itu dengan keberanian dan tekad.
Sementara itu James Holmes, tersangka pelaku penembakan, akan dihadapkan kembali ke muka sidang minggu depan untuk mendengar dakwaan resmi. Kantor kejaksaan mengatakan sedang mempertimbangkan tuntutan yang diancam dengan hukuman mati.
Kandidat doktor bidang neuroscience di Universitas Colorado itu dituduh melakukan penembakan saat pemutaran perdana film Batman “The Dark Knight Rises” Jumat dini hari, di bioskop di kota Aurora, Colorado. Sedikitnya 12 orang tewas dan 58 lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Lima keluarga korban ikut menghadiri sidang pra pengadilan pertama Senin pagi, termasuk Anggiat Mora Situmeang, warga negara Indonesia yang luka-luka terkena serpihan lantai.
Anggiat datang sendiri karena istrinya, Rita Paulina Situmeang, masih dirawat di Denver Health Medical Center pasca operasi pengambilan serpihan peluru, sementara putranya Prodeo Et. Patria Situmeang tidak hadir karena masih trauma.
“Saya datang sendiri dan kami sebetulnya tidak melihat langsung. Hanya dari TV saja. Ruang sidang di mana ada James Holmes ada di sebelah kami, yang dibatasi dengan dinding dan kami hanya melihat lewat TV. (Bapak tidak diperkenankan masuk?) Bukan tidak boleh. Tapi mungkin karena baru hari pertama, baru mendengar keterangan saja. Tapi, saya lihat dia persis orang yang saya lihat di bioskop waktu itu,” ujar Anggiat Situmeang.
Anggiat Mora Situmeang bersama istri dan putranya adalah tiga dari 58 korban luka-luka dalam insiden penembakan di bioskop di kota Aurora, Colorado, Jumat dini hari. Istrinya, Rita Paulina, terkena tembakan di lengan dan kaki kiri, sementara putranya, Prodeo, terkena tembakan di punggung belakang. Anggiat Mora sendiri terkena serpihan lantai yang pecah terkena tembakan. Prodeo sudah diizinkan pulang, meskipun peluru masih bersarang di punggung belakangnya. Berdasarkan pertimbangan medis, tim dokter belum akan mengangkat peluru tersebut.
Anggiat menambahkan, “Tapi saya jadi susah betul. Karena meskipun Prodeo (anak saya) sudah diizinkan pulang, tapi tidak tinggal di rumah kami dulu, karena ia masih sendirian. Kalau ditinggal sendiri, ia masih suka bengong, bingung. Jadi ia saya titipkan di rumah keluarga Gultom yang memang punya anak-anak seusia Prodeo. Tapi, itu saya jadi harus bolak-balik”.
“Ketika Anda berkesempatan mengunjungi keluarga korban yang kehilangan orang yang mereka cintai, sebagaimana yang saya ungkapkan pada mereka, saya tidak menemui mereka sebagai presiden tetapi sebagai seorang ayah dan suami. Saya kira alasan kejadian seperti ini berdampak besar pada kita karena kita semua jadi memahami bagaimana rasanya jika orang yang kita cintai diambil dari sisi kita, bagaimana rasanya dan apa dampaknya. Saya berkesempatan mengunjungi setiap keluarga dan pembicaraan kami umumnya diisi dengan kenangan. Ini merupakan kesempatan bagi keluarga untuk menggambarkan betapa luar biasanya abang atau putra atau putri mereka. Juga jiwa yang telah tersentuh dan mimpi mereka di masa depan,” kata Presiden Obama.
Dalam kunjungan itu Presiden Barack Obama juga memuji aparat lokal termasuk walikota Aurora Steven Hogan, yang baru menduduki jabatannya selama tujuh bulan. Dan, Kepala Polisi Daniel Oates yang menanggapi serangan itu dengan keberanian dan tekad.
Sementara itu James Holmes, tersangka pelaku penembakan, akan dihadapkan kembali ke muka sidang minggu depan untuk mendengar dakwaan resmi. Kantor kejaksaan mengatakan sedang mempertimbangkan tuntutan yang diancam dengan hukuman mati.