Penelitian baru telah mendapati bahwa Terumbu Karang Australia, Great Barrier Reef, organisme hidup yang terbesar di dunia, telah kehilangan lebih dari separuh karangnya dalam 30 tahun terakhir.
Para ilmuwan dari Australian Institute of Marine Science, AIMS, mengatakan kerusakan akibat topan dan ledakan populasi bintang-laut pemangsa, menyebabkan sebagian besar kerusakan Tempat Pusaka Dunia itu. Penyebab yang lebih kecil adalah pemutihan karang yang diakibatkan pemanasan samudera .
Jamie Oliver, seorang ilmuwan dari AIMS yang turut menulis laporan penelitian itu, mengatakan pengurangan populasi bintang laut yang menkonsumsi karang adalah cara terbaik untuk mencegah penghancuran lebih jauh karang tersebut.
Tetapi, laporan itu juga mengatakan bahwa memperlambat perubahan iklim sedunia dan perbaikan mutu air sekeliling karang itu sangat penting bagi masa depannya. Tanpa intervensi, para ilmuwan mengatakan, jumlah karang dapat turun separuh lagi sebelum tahun 2022.
The Great Barrier Reef meliputi daerah seluas kira-kira 345 ribu kilometer per-segi di lepas pantai Australia timur-laut.
Jamie Oliver, seorang ilmuwan dari AIMS yang turut menulis laporan penelitian itu, mengatakan pengurangan populasi bintang laut yang menkonsumsi karang adalah cara terbaik untuk mencegah penghancuran lebih jauh karang tersebut.
Tetapi, laporan itu juga mengatakan bahwa memperlambat perubahan iklim sedunia dan perbaikan mutu air sekeliling karang itu sangat penting bagi masa depannya. Tanpa intervensi, para ilmuwan mengatakan, jumlah karang dapat turun separuh lagi sebelum tahun 2022.
The Great Barrier Reef meliputi daerah seluas kira-kira 345 ribu kilometer per-segi di lepas pantai Australia timur-laut.