Tim peneliti AS menemukan tes darah sederhana yang dapat mengarah pada diagnosis dan pengobatan yang lebih baik kanker payudara tahap dini.
Tes itu melihat keberadaan sel tumor yang beredar dalam darah atau CTC pada penderita kanker payudara stadium dini, sebelum penyakit menyebar ke bagian tubuh lain.
Anthony Lucci, pakar onkologi bedah di Universita Texas, mengatakan, "Pandangan lama bahwa kita dapat melihat tumor primer dan melihat kelenjar getah bening dan mempertimbangkan pasien mana yang kankernya akan timbul kembali, sebenarnya sudah ketinggalan zaman."
Lucci mengepalai sebuah penelitian yang melihat tingkat kelangsungan hidup dan perkembangan penyakit pada sekitar 300 pasien kanker payudara stadium dini, dan bagaimana mereka berkolerasi dengan tes darah sederhana CTC. Kanker para perempuan itu belum menyebar di luar payudara atau kelenjar getah bening yang berdekatan.
Lucci dan rekan-rekannya mendapati bahwa hampir seperempat pasien memiliki paling sedikit satu sel tumor yang beredar dalam darah mereka. Selama masa penelitian lima tahun dari tahun 2005 sampai 2010, 10 persen pasien kanker itu meninggal dan 15 persen kambuh lagi. Tetapi pada pasien yang darahnya tidak mengandung CTC, hanya tiga persen yang meninggal dan hanya dua persen yang kambuh.
Para peneliti menemukan risiko kanker muncul kembali jauh lebih besar pada pasien dengan konsentrasi CTC yang lebih tinggi, yang berarti ada tiga sel tumor atau lebih dalam sampel darah kecil, dengan 31 persen di antaranya sekarat atau kambuh selama masa penelitian tersebut.
Lucci mengatakan, semua perempuan itu menjalani tes darah sebelum sebelum tumor payudara primer mereka dibuang. Namun dalam beberapa kasus, katanya, jelas bahwa bedah saja tidak cukup untuk menyembuhkan kanker mereka.
Katanya, penelitian lebih lanjut perlu untuk menentukan pasien kanker payudara yang akan mendapat manfaat paling banyak dari tes CTC, dan pengaobatan apa yang akan paling efektif bagi mereka.
"Saya pikir kita perlu menguji berbagai macam terapi untuk melihat mana yang terbaik untuk meghilangkan sel-sel tersebut. Menurut saya, kita masih belum tahu apakah terapi kemo standar membasmii sel itu pada sebagian besar pasien," ujarnya.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian Lucci sebelumnya yang melihat sel tumor dalam darah pasien kanker payudara yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Menurut Lucci, ia belum menggunakan tes darah CTC dalam praktiknya, tetapi ia yakin bahwa tes itu nantinya akan membantu penderita kanker payudara stadium dini menghindari pembuangan kelenjar getah bening yang prosesnya menyakitkan dengan memberikan diagnosis dan informasi pengobatan yang lebih baik.
Artikel Anthony Lucci dan rekan-rekannya dimuat dalam jurnal Lancet Oncology.
Anthony Lucci, pakar onkologi bedah di Universita Texas, mengatakan, "Pandangan lama bahwa kita dapat melihat tumor primer dan melihat kelenjar getah bening dan mempertimbangkan pasien mana yang kankernya akan timbul kembali, sebenarnya sudah ketinggalan zaman."
Lucci mengepalai sebuah penelitian yang melihat tingkat kelangsungan hidup dan perkembangan penyakit pada sekitar 300 pasien kanker payudara stadium dini, dan bagaimana mereka berkolerasi dengan tes darah sederhana CTC. Kanker para perempuan itu belum menyebar di luar payudara atau kelenjar getah bening yang berdekatan.
Lucci dan rekan-rekannya mendapati bahwa hampir seperempat pasien memiliki paling sedikit satu sel tumor yang beredar dalam darah mereka. Selama masa penelitian lima tahun dari tahun 2005 sampai 2010, 10 persen pasien kanker itu meninggal dan 15 persen kambuh lagi. Tetapi pada pasien yang darahnya tidak mengandung CTC, hanya tiga persen yang meninggal dan hanya dua persen yang kambuh.
Para peneliti menemukan risiko kanker muncul kembali jauh lebih besar pada pasien dengan konsentrasi CTC yang lebih tinggi, yang berarti ada tiga sel tumor atau lebih dalam sampel darah kecil, dengan 31 persen di antaranya sekarat atau kambuh selama masa penelitian tersebut.
Lucci mengatakan, semua perempuan itu menjalani tes darah sebelum sebelum tumor payudara primer mereka dibuang. Namun dalam beberapa kasus, katanya, jelas bahwa bedah saja tidak cukup untuk menyembuhkan kanker mereka.
Katanya, penelitian lebih lanjut perlu untuk menentukan pasien kanker payudara yang akan mendapat manfaat paling banyak dari tes CTC, dan pengaobatan apa yang akan paling efektif bagi mereka.
"Saya pikir kita perlu menguji berbagai macam terapi untuk melihat mana yang terbaik untuk meghilangkan sel-sel tersebut. Menurut saya, kita masih belum tahu apakah terapi kemo standar membasmii sel itu pada sebagian besar pasien," ujarnya.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian Lucci sebelumnya yang melihat sel tumor dalam darah pasien kanker payudara yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Menurut Lucci, ia belum menggunakan tes darah CTC dalam praktiknya, tetapi ia yakin bahwa tes itu nantinya akan membantu penderita kanker payudara stadium dini menghindari pembuangan kelenjar getah bening yang prosesnya menyakitkan dengan memberikan diagnosis dan informasi pengobatan yang lebih baik.
Artikel Anthony Lucci dan rekan-rekannya dimuat dalam jurnal Lancet Oncology.