Pemimpin sel kelompok teror ISIS yang melancarkan serangan bom Agustus 2021 yang menewaskan 13 tentara AS dan sekitar 170 warga sipil Afghanistan telah tewas dalam bentrokan baru-baru ini dengan Taliban yang berkuasa di Afghanistan.
Para pejabat AS, yang semula mengonfirmasi kematian itu kepada VOA dengan syarat anonim untuk membahas intelijen tersebut, menolak menyebutkan nama pemimpin sel itu atau mengatakan kapan ia tewas.
Belum jelas juga apakah orang itu menjadi sasaran Taliban atau tewas karena pertempuran yang sedang berlangsung antara kedua kelompok tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Departemen Pertahanan AS mengemukakan, “AS tidak terlibat dalam operasi ini.”
Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengukuhkan kematian pemimpin sel itu dalam email kepada VOA, menyebutnya “satu lagi dari serangkaian kehilangan pemimpin penting” yang dialami kelompok itu sepanjang tahun ini.
Kirby mengatakan pemimpin sel itu adalah orang penting “yang terlibat langsung dalam merencanakan operasi seperti Abbey Gate,” seraya menambahkan bahwa kemampuan afiliasi ISIS untuk meluncurkan serangan tambahan terhadap kepentingan AS telah surut karena serangkaian kemunduran yang ditimbulkan oleh AS dan mitra-mitranya, bahkan oleh Taliban.
Serangan terhadap Abbey Gate pada hari-hari terakhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan meninggalkan bekas yang permanen terhadap AS.
Setelah serangan itu, Presiden AS Joe Biden menjanjikan keadilan bagi mereka yang terbunuh.
“Bagi mereka yang melancarkan serangan ini, juga siapapun yang menginginkan kerusakan Amerika, ketahuilah: Kami tidak akan memaafkan,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan secara nasional. “Kami akan memburu kalian dan membuat kalian mendapatkan balasan.” [uh/lt]