Pihak berwenang Texas telah menawarkan tanah di perbatasan dengan Meksiko kepada pemerintahan Trump untuk membangun "fasilitas deportasi" guna mendukung rencana presiden terpilih tersebut untuk melakukan pemindahan massal para migran tidak berdokumen.
Presiden baru Donald Trump mengatakan pada minggu ini bahwa dia berencana untuk mengumumkan keadaan darurat nasional mengenai keamanan perbatasan dan menggunakan militer Amerika untuk melakukan deportasi massal terhadap para migran yang tidak memiliki dokumen imigrasi setelah resmi menjabat pada Januari nanti.
Pada Rabu (20/11), Kantor Pertanahan Umum Texas mengumumkan bahwa komisaris Dawn Buckingham telah menawari Trump lahan publik seluas lebih dari 1.400 acre (570 hektare) di perbatasan selatan Amerika "untuk membantu pemerintahannya dalam melaksanakan rencana deportasi."
BACA JUGA: Los Angeles Sahkan Aturan “Kota Suaka” untuk Lindungi ImigranSebidang lahan yang ditawarkan kepada trump adalah sebuah peternakan di sepanjang sungai Rio Grande di daerah Starr. Sungai Rio Grande sendiri berfungsi sebagai perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko. Lahan tersebut diakuisisi oleh kantor pada akhir Oktober, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah surat tertanggal Selasa (19/11), Buckingham mengatakan dia telah mengizinkan hak guna pakai untuk lahan sepanjang 1,5 mil di peternakan tersebut untuk memungkinkan "Tembok Perbatasan Texas dibangun" setelah tanah tersebut dibebaskan.
Dia menambahkan bahwa kantornya "sepenuhnya siap" untuk bekerja sama dengan badan-badan federal Amerika untuk "mengizinkan dibangunnya fasilitas untuk pemrosesan, penahanan, dan koordinasi deportasi penjahat kekerasan, yang terbesar dalam sejarah negara ini."
Trump dari Partai Republik telah berulang kali mencela migran tidak berdokumen selama kampanye pemilu. Dia menyalahkan para migran karena "meracuni darah" Amerika dan menyoroti kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh anggota komunitas migran.
BACA JUGA: Antisipasi Arus Migran dari Amerika, Kanada 'Siaga Tinggi'Sebelum masa jabatan pertamanya sebagai presiden, ia telah berjanji untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan Amerika-Meksiko. Namun proyek tersebut tidak pernah selesai.
Karoline Leavitt, juru bicara tim transisi Trump, mengatakan dia akan "mengerahkan segenap kekuatan untuk mengamankan perbatasan", menurut stasiun televisi Amerika, ABC.
Pihak berwenang memperkirakan sekitar 11 juta orang tinggal di Amerika secara ilegal. Kebanyakan para migran ilegal itu melarikan diri dari kekerasan atau masalah ekonomi di negara mereka dan mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika.
Rencana deportasi Trump diperkirakan akan berdampak pada sekitar 20 juta keluarga. [ft/es]