Komisi Pemilu Thailand mengumumkan tanggal 24 Maret sebagai tanggal penyelenggaraan pemilu pertama negara itu sejak kudeta militer tahun 2014 yang menggulingkan pemerintah PM Yingluck Shinawatra.
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah raja Thailand, Rabu, mengeluarkan sebuah keputusan yang menyetujui pelaksanaan pemilu.
Pemerintah militer PM Prayut Chan-O-Cha telah berulangkali menunda pelaksanaan pemilu, yang secara tentatif pertamakali ditargetkan berlangsung tahun 2015.
Thailand telah lebih dari 10 tahun dirundung kekacauan politik sejak 2006, setelah kakak laki-laki Yingluck, PM Thaksin Shinawatra, digulingkan militer setelah aksi protes berlangsung berbulan-bulan.
Thaksin, seorang populis yang mengusung kebijakan-kebijakan yang mendukung masyarakat pedesaan yang miskin dan kelas menengah, memicu perpecahan politik di kerajaan. Kebijakan-kebijakan itu membantu Thaksin dan para pendukungnya memenangkan beberapa pemilu, sementara gerakan kaos merahnya menentang tokoh-tokoh politik yang sudah mapan di Bangkok. [ab]