The Cluster Munitions Coalition atau CMC - salah satu organisasi HAM independen mengatakan Thailand menggunakan bom rumpun terhadap pasukan Kamboja, sewaktu bentrokan di wilayah yang disengketakan di perbatasan bersama mereka awal tahun ini.
Organisasi HAM yang memperjuangkan pemusnahan bom rumpun itu mengatakan pihaknya telah melakukan dua misi ke daerah sekitar kuil purbakala Preah Vihear dan menemukan daerah itu penuh bom-bom yang tidak meledak, dan terdapat tanda kerusakan akibat bom yang meledak.
CMC mengatakan bahwa para pejabat Thailand membenarkan penggunakan senjata-senjata tersebut dalam pertemuan dengan CMC hari Selasa.
CMC menambahkan ini adalah untuk pertama kali penggunaan senjata – yang dapat membunuh atau melukai seseorang dalam radius luas sewaktu meledak – sejak Konvensi tentang Amunisi Bom Rumpun diberlakukan tahun 2010. Direktur CMC Laura Cheeseman menyebut tindakan Thailand “tidak adil”.
Kesepakatan tersebut telah diratifikasi oleh lebih dari 50 negara, dan telah ditandatangani tetapi belum diratifikasi oleh 50 negara lainnya. CMC mengatakan Thailand selama ini merupakan salah satu pemimpin dalam larangan global terhadap ranjau darat anti-personil meskipun belum menandatangani kesepakatan bom rumpun itu.