Thailand pada Kamis (27/6) mengumumkan hasil pemilu multi-putaran yang rumit untuk memilih senat baru. Ini pemilu pertama untuk majelis tinggi sejak kudeta militer satu dekade lalu.
Para senator baru tidak didukung oleh partai-partai politik, sehingga sulit untuk mengatakan siapa yang menang. Namun para analis mengatakan banyak dari mereka bersekutu dengan partai konservatif Bhumjaithai.
Ke-200 anggota yang dipilih dalam proses tiga putaran – yang tidak melibatkan pemungutan suara publik secara penuh – mencakup sejumlah besar mantan pegawai negeri sipil, perwira militer dan polisi.
Para analis mengatakan hasil pemilu tersebut dapat menyulitkan pemerintah yang dipimpin oleh partai Pheu Thai pimpinan Perdana Menteri Srettha Thavisin, meskipun Bhumjaithai adalah bagian dari koalisi tersebut.
“Langkah Pheu Thai akan sulit mulai sekarang. Merah (warna partai itu) tidak menguasai majelis tinggi seperti yang direncanakan,” kata Thanaporn Sriyakul, direktur Institut Politik dan Analisis Kebijakan, kepada kantor berita AFP.
Yang menjadi salah satu pukulan bagi Pheu Thai adalah kegagalan mantan Perdana Menteri Somchai Wongsawat – saudara ipar ketua partai dan politisi veteran Thaksin Shinawatra – dalam upayanya mendapatkan kursi senat.
Senator dipilih bukan dari partai politik tetapi mewakili 20 bidang pekerjaan dan kehidupan yang berbeda, mencakup hukum, pendidikan, kesehatan masyarakat, industri, seni dan olahraga, lansia dan etnis minoritas.
Dalam perubahan yang signifikan, senat baru – yang beranggotakan 50 orang lebih sedikit dari senat sebelumnya yang ditunjuk oleh junta yang berkuasa pada tahun 2014 – tidak akan lagi melakukan pemungutan suara untuk menyetujui perdana menteri setelah pemilu.
BACA JUGA: MK Thailand Terima Kasus yang Berupaya Bubarkan Partai ReformisSenat yang berkuasa saat ini memainkan peran penting setelah pemilu tahun lalu. Senat tersebut menghalangi Pita Limjaroenrat–pemimpin partai yang memenangkan kursi terbanyak–untuk menjadi perdana menteri.
Pemerintah juga memerlukan persetujuan dari setidaknya sepertiga anggota majelis tinggi dalam rencananya mengubah konstitusi Thailand – yang dibuat oleh junta setelah perebutan kekuasaan.
Hasil akhir akan dikonfirmasi secara resmi pada Selasa, 2 Juli, mendatang. [ab/ka]