Dalam jumpa pers virtual dari ibu kota London, Jumat (19/3), Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, menjelaskan permohonan maaf pemerintah Inggris itu disampaikan dalam pertemuannya dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris National Health Service (NHS) dan Public Health England (PHE).
"Secara jelas mereka menyampaikan dua poin. Pertama, tidak ada kebijakan dan niat sama sekali untuk melakukan diskriminasi dan perlakuan tidak adil kepada semua tim, termasuk tim Indonesia. Juga disampaikan permintaan maaf kalau memang ada tindakan dan perlakuan yang dirasakan sebagai diskriminasi dan perlakuan tidak adil," kata Desra.
Ditambahkannya, Kementerian Luar Negeri dan otoritas kesehatan Inggris juga mengklarifikasi beberapa pengalaman yang bisa dianggap sebagai diskriminasi atas penerapan protokol kesehatan di Inggris.
Desra minta Presiden Badminton World Federation (BWF) Paul Erik Hoyer Larsen dan Ketua Badminton Inggris Adrian Christie untuk memberikan klarifikasi langsung pada manajer tim bulu tangkis Indonesia, Ricky Soebagja, atau kepada Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
"Pesan saya kepada Paul Erik Hoyer Larsen jelas sekali. Saya katakan Anda, BWF, tidak kompeten. Anda tidak siap melaksanakan All England di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang memang sulit dan menantang," ujar Desra.
Dari berbagai upaya yang telah dirinya dan tim KBRI London lakukan secara maksimal dalam dua hari terakhir, Desra menyimpulkan tidak ada kebijakan yang diskriminatif. Namun karena kompetensi BWF tidak baik, kebijakan protokol kesehatan yang diterapkan terkesan diskriminatif dan tidak adil.
Desra menekankan dirinya dan tim KBRI London akan membantu pengurusan kembalinya tim bulu tangkis Indonesia secepatnya ke Tanah Air.
BACA JUGA: Indonesia akan Seret BWF ke Arbitrase InternasionalMemulangkan Tim ke Tanah Air
Memulangkan tim ke Tanah Air juga menjadi fokus manajer tim bulu tangkis Indonesia Ricky Soebagja. "Kita tidak memikirkan lagi keinginan untuk terus bisa melanjutkan pertandingan. Namun tentu berharap, ada satu catatan, proses ini kan terus berjalan," ujar Ricky.
Ricky yakin PBSI akan menjalin komunikasi dengan BWF untuk menindaklanjuti kejanggalan-kejanggalan pelaksanaan turnamen bulu tangkis All England tahun ini.
Ditambahkannya, hingga sekarang BWF dan panitia All England belum menyampaikan permintaan maaf kepada tim bulu tangkis Indonesia.
BACA JUGA: Pemerintah Menyayangkan Penarikan Tim Bulu Tangkis RI dari All England 2021Kemarahan memuncak di dalam negeri ketika tim bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur dari turnamen All England Yonex Open 2021 karena sempat satu pesawat dengan penumpang yang positif terjangkit COVID-19 dalam penerbangan dari Istanbul ke Birmingham, Sabtu (13/3).
Sesuai aturan diterapkan pemerintah Inggris, jika berada satu pesawat dengan orang yang positif COVID-19, maka semua penumpang diharuskan menjalani isolasi mandiri selama sepuluh hari. Karena itu, tim Indonesia dipaksa mundur dan melakukan isolasi sampai 23 Maret 2021. Ironisnya ada beberapa atlet lain yang tetap diperkenankan bertanding karena mengisi formulir kesehatan dengan cara berbeda, meskipun akhirnya yang bersangkutan juga mundur pada Jumat (19/3). [fw/em]