Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirim satu tim pakar internasional ke China pekan ini untuk menyelidiki asal usul virus corona.
Namun belum jelas benar apakah para pakar, yang dijadwalkan tiba hari Kamis, akan diizinkan mengunjungi kota Wuhan, China Tengah, di mana virus itu awalnya muncul pada akhir 2019.
“Sangat penting sekali sementara WHO memimpin dalam memerangi pandemi, WHO juga memainkan peran memimpin dalam upaya untuk melihat asal usul pandemi ini agar kita dapat lebih siap menghadapi pandemi yang berikutnya,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengenai perjalanan tim itu ke China.
Pernyataan China hari Senin (11/1) mengenai kedatangan tim WHO dalam waktu dekat itu muncul pada hari yang sama ketika China mengumumkan 103 kasus baru COVID-19, lonjakan terbesar kasus di negara itu dalam kurun lima bulan lebih.
Peluncuran vaksin COVID-19 di AS telah menghadapi berbagai masalah, sebut laporan kantor berita Associated Press.
Gianfranco Pezzino, yang baru-baru ini pensiun sebagai pejabat kesehatan masyarakat di kabupaten Shawnee, Kansas, mengatakan kepada Associated Press, “Tema berulangnya adalah ketiadaan strategi nasional dan upaya untuk melempar tanggung jawab ke tingkat yang lebih rendah dan lebih rendah lagi, sampai tidak ada lagi orang-orang miskin di pihak penerima yang dapat mereka lempari tanggung jawab.”
BACA JUGA: Varian Baru Covid-19 Menyebar ke Seluruh DuniaBenua Afrika mengukuhkan total 3 juta kasus virus corona pada hari Minggu, sementara banyak negara mulai menghadapi gelombang kedua wabah virus corona dan memberlakukan berbagai restriksi.
Hari Minggu, Aljazair menetapkan penggunaan vaksin Sputnik V Rusia untuk melawan virus corona, menjadi negara Afrika pertama yang melakukan demikian, sebut lembaga pengelola investasi Rusia, RDIF.
Presiden Aljazair diterbangkan ke Jerman pada hari Minggu untuk menjalani perawatan akibat komplikasi dari COVID-19.
Johns Hopkins Coronavirus Resource Center Senin pagi (11/1) menyatakan ada lebih dari 90 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia. AS mencatat jumlah terbanyak, 22,4 juta, disusul oleh India dengan 10,4 juta dan Brasil dengan 8,1 juta.
Di seluruh dunia, hampir dua juta orang meninggal karena COVID-19. [uh/ab]