Tingkat Kelahiran di AS Terendah dalam 30 Tahun, Meski Kondisi Ekonomi Baik

ARSIP – Foto yang diambil tanggal 16 Februari 2017 menunjukkan bayi-bayi yang baru lahir di New York (foto: AP Photo/Seth Wenig).

Tingkat kelahiran bayi di AS telah mengalami penurunan tahun lalu untuk kalangan perempuan di usia belasan tahun, 20-an tahun, dan – secara mengejutkan – usia 30-an tahun, yang menyebabkan jumlah terendah bayi yang baru lahir dalam kurun waktu 30 tahun, menurut laporan pemerintah yang dirilis hari Kamis.

Para pakar mengatakan beberapa faktor yang mungkin menggabungkan dorongan terhadap penurunan jumlah bayi baru lahir, termasuk perubahan perilaku naluri keibuan dan perubahan pola-pola imigrasi.

Dari laporan sementara, berdasarkan kajian terhadap lebih dari 99 persen akte kelahiran yang dibuat di seluruh penjuru negeri, terhitung ada 3,853 juta kelahiran tahun lalu. Ini adalah angka terendah sejak tahun 1987.

Tingkat kelahiran telah mengalami penurunan sejak tahun 2014, namun tahun 2017 menjadi tahun dengan penurunan terbesar dengan 92.000 tingkat kelahiran lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

Ini sesuatu yang mengejutkan, karena melonjaknya tingkat kelahiran bayi sering kali paralel dengan melonjaknya tingkat ekonomi, dan tahun lalu adalah periode tingkat pengangguran yang tergolong rendah dan tahun yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi.

Apa penyebab semua ini?

Namun faktor-faktor lain juga kemungkinan berperan, ujar para pakar.

Salah satu faktor kemungkinan adalah perubahan perilaku naluri keibuan di antara generasi millenial, yang berada pada periode puncak tingkat kehamilan saat ini. Mereka mungkin cenderung enggan untuk mengandung anak atau memiliki kecenderungan memiliki anak yang lebih sedikit, ujara para peneliti.

Faktor lainnya bisa jadi adanya berbagai perubahan dalam populasi imigran, yang berkontribusi pada hampir seperempat jumlah bayi yang lahir di AS setiap tahun. Contohnya, proporsi imigran keturunan Asia adalah yang terbesar, dan lazimnya mereka memiliki jumlah anak yang lebih sedikit dibandingkan kelompok-kelompok imigran lainnya.

Selain itu, penggunaan peralatan kontrasepsi dan bentuk-bentuk kontrasepsi berjangka panjang lainnya juga terus mengalami peningkatan.

Temuan-temuan lainnya

Laporan yang diterbitkan oleh Centers for Disease Control and Prevention juga menemukan:

Tingkat kelahiran anak dari kalangan perempuan dengan rentang usia 15 hingga 44 tahun, yang dikenal sebagai tingkat fertilitas umum, juga mengalami tingkat kelahiran bayi terendah dengan 60 per 1.000 kelahiran bayi.

Perempuan di usia awal 40-an merupakan satu-satunya kelompok dengan tingkat kelahiran bayi yang lebih tinggi di tahun 2017, yang mengalami peningkatan sebesar 2 persen pada tahun itu. Tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 40-an telah meningkat sejak awal tahun 1980-an.

Tingkat kelahiran melalui bedah caesar sedikit mengalami peningkatan setelah mengalami penurunan berturut-turut selama empat tahun sebelumnya. Berbagai studi juga menunjukkan bedah caesar sebagai tindakan yang paling umum untuk ibu berusia lebih tua yang baru pertama kali melahirkan.

Tingkat kelahiran bayi prematur dan berat bayi yang lebih rendah saat dilahirkan juga meningkat untuk tiga tahun berturut-turut, kemungkinan juga untuk alasan yang sama.

Tingkat kelahiran bayi di antara ibu berusia belasan tahun terus mengalami penurunan tajam, sejak pertama kali terjadi pada tahun 1990-an. Pada tahun 2017, tingkat kelahiran bayi mengalami penurunan sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 20-an terus mengalami penurunan dan telah mencapai tingkat terendah. Tingkat kelahiran bayi untuk perempuan di rentang usia ini mengalami penurunan sebesar 4 persen.

Mungkin yang paling mengejutkan, tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 30-an hanya mengalami sedikit penurunan, yaitu tingkat penurunan sebesar 2 persen untuk perempuan di rentang usia 30 hingga 34 tahun dan 1 persen untuk perempuan di rentang usia 35 hingga 39 tahun.

Tingkat kelahiran bayi di antara perempuan berusia 30an terus mengalami peningkatan paling tidak dalam waktu limapuluh tahun terakhir, dan perempuan di awal usia 30-an menjadi kelompok usia dengan tingkat kelahiran bayi tertinggi. Penurunan angka tingkat kelahiran bayi telah menimbulkan pertanyaan di antara para pakar, namun mereka juga melihat tingkat penurunannya sangat rendah.

“Tidak mudah mengatakan apakah hal ini menandai adanya perubahan fundamental atau hanya sesuatu yang bersifat sementara,” ujar Hans-Peter Kohler, seorang ahli kependudukan dari Universitas Pennsylvania yang mempelajari tren tingkat kelahiran bayi.

Generasi sekarang terancam tidak memiliki generasi penerus

Temuan penting lainnya: Generasi sekarang cenderung untuk tidak memiliki cukup banyak anak untuk menggantikan generasi mereka.

AS dahulunya termasuk sedikit negara maju dengan tingkat fertilitas yang memastikan setiap generasi memiliki cukup anak untuk menggantikan generasi terdahulu.

Tingkat kelahiran saat ini kurang dari tingkat acuan dalam kemampuan untuk menggantikan generasi pendahulu. Angkanya masih di atas negara-negara lain seperti Spanyol, Yunani, Jepang, dan Italia, namun kesenjangannya tampak semakin mengecil.

Sepuluh tahun yang lalu, perkiraan tingkat kelahiran bayi adalah 2,1 anak untuk setiap perempuan AS. Pada tahun 2017, tingkat kelahiran berada kurang dari 1,8; menjadi tingkat terendah sejak 1978.

“Ini adalah penurunan tingkat kelahiran bayi yang cukup berarti,” ujar Dr. John Santelli, seorang profesor di bidang populasi dan kesehatan keluarga serta kedokteran anak. [ww/dw]