TNI Kerahkan Pasukan untuk Bangun Kembali Tolikara, Papua

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo (kiri) mengatakan TNI mengerahkan 100 orang prajurit untuk membangun kembali masjid dan puluhan kios di Tolikara, Papua (foto dok.: VOA/Andylala Waluyo)

Presiden Joko Widodo menyumbang Rp 1 Milyar untuk membangun kembali Masjid dan Kios yang dibakar saat terjadinya insiden di Tolikara, Papua.

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia mengerahkan 100 orang prajurit TNI untuk membangun kembali masjid dan puluhan kios yang hancur akibat dibakar massa saat Idul Fitri di distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Minggu (26/7) menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan dirinya untuk segera membangun ruko dan kios serta masjid di Tolikara dalam waktu 1 bulan.

"Saya ditugaskan untuk membangun kembali. Penambahan personil hanya untuk membangun. Kenapa 100 karena dituntut 1 bulan harus selesai. Sehinga ekonomi tetap berjalan. Kios yang dibangun ada 75 kios. Terdiri dari 60 yang terbakar, sementara sisanya sebagai tambahan untuk warga setempat," ujar Gatot.

Gatot Nurmantyo menambahkan, Presiden Joko Widodo menyumbang Rp 1 Milyar, untuk keperluan pembangunan puluhan kios dan masjid itu.

"Kami sudah mendapat petunjuk dari bapak Presiden. Saya dan bapak Pangdam Cenderawasih sudah mendapat petunjuk, bahwa bapak Presiden membantu Rp 1 Milyar. Dan ini segera dibangun, saat ini tengah dibangun. Dan pembangunan dibangun seperti aslinya," paparnya.

Sementara itu, dua orang tersangka pemicu kerusuhan sudah ditangkap. Mereka adalah Arianto Kogoya (26) dan Jundi Wanimbo (31). Arianto adalah pegawai Bank Papua di Tolikara, sedangkan Jundi ialah pegawai negeri sipil Bagian Keuangan Pemerintah Daerah.

Kedua tersangka tersebut, menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, merupakan jemaat Gereja Injili di Indonesia / GIDI.

"Sementara baru 2 orang. Dari pihak masyarakat di sana. Mereka pegawai, kalo ga salah pegawai bank. Kita ada alat buktinya yang cukup untuk meneapkan sebagai tersangka. Mereka dari pihak GIDI. Sangkaannya melakukan pengrusakan. Melakukan kekerasan dan penganiayaan. Serta melakukan penghasutan," ungkap Kapolri.

Dalam pertemuan bersama tokoh agama dan masyarakat di Istana Negara Jakarta Kamis malam (23/7), Presiden menilai insiden di Tolikara yang bertepatan di hari raya Idul Fitri, tidak perlu terjadi apabila komunikasi dan silaturahmi berjalan dengan baik antar umat beragama.

Presiden menegaskan, gesekan sekecil apapun sebaiknya segera dipadamkan, sebelum membesar. Nilai-nilai toleransi menurut Presiden harus terus diperjuangkan agar persaudaraan dan kerukunan lintas agama di Tanah Air dapatberlangsung dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita semuanya sepakat untuk segera dipadamkan, dihilangkan, agar yang kecil itu tidak membesar dan menjadi besar. Kita akan terus memperjuangkan agar persaudaraan dan kerukunan lintas agama di tanah air itu betul-betul bisa kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari," imbau Jokowi.

Insiden di Tolikara Papua terjadi saat pelaksanaan Sholat Idul Fitri hari Jumat (17/7). Saat itu ratusan orang melakukan pembubaran pelaksanaan sholat Idul Fitri menyusul beredarnya surat pemberitahuan dari Gereja Injil Indonesia/GIDI yang melarang pelaksanaan sholat Idul Fitri pada hari itu karena ada acara Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Injili Pemuda Tingkat Pusat bertaraf nasional/internasional.

Selain membubarkan pelaksanaan Sholat Idul Fitri, ratusan orang itu melakukan aksi pembakaran puluhan kios di sekitar lokasi, yang kemudian merembet ke bangunan masjid Baitul Muttaqin yang ikut terbakar.