Tokoh Hak Sipil AS Tolak Hadiri Peresmian Museum Karena Kehadiran Trump

Pejuang hak-hak sipil yang juga anggota Kongres AS, John Lewis (foto: dok).

Pejuang hak-hak sipil yang juga anggota Kongres John Lewis mengatakan ia tidak akan menghadiri pembukaan museum hak-hak sipil di Mississippi hari Sabtu (9/12), karena Presiden Donald Trump akan menghadirinya.

Museum Hak-Hak Sipil Mississippi di kota Jackson itu akan menunjukkan dengan mencolok perjuangan hak-hak sipil yang sering berdarah di bagian selatan Amerika Serikat itu dari tahun 1945 sampai akhir tahun 1976.

Benda-benda pameran, antara lain, senjata terror dan kebencian seperti salib Ku Klux Klan dan senjata api yang digunakan untuk membunuh aktivis Medgar Evers.

Puluhan tahun kemudian, sementara negara-bagian itu memperingati ulang-tahunnya yang ke-200, negara bagian tersebut dipertunjukkan masa-lampaunya yang rumit dan sering brutal dalam dua museum sejarah, lengkap dengan pameran rantai budak, jubah Ku Klux Klan dan foto yang mencolok hukuman gantung di luar hukum dan pelemparan bom api yang bermotif rasial.

Ada juga sebuah Museum Sejarah Mississippi, yang memberi peninjauan kembali 15 ribu tahun sejarah negara bagian itu dari sejak zaman pra-sejarah hingga sekarang. Kedua museum yang berbeda di bawah satu atap itu keduanya buka hari Sabtu, pada hari sebelum ulang-tahun ke-200 Mississippi menjadi negara bagian yang ke-20 Amerika Serikat.

“Kehadiran Presiden Trump dan kebijakannya yang memedihkan adalah penghinaan terhadap orang-orang yang digambarkan dalam museum hak-hak sipil ini,” kata Lewis dalam pernyataan.

Gedung Putih mengatakan sangat disayangkan bahwa Lewis tidak akan menghadiri pembukaan museum tersebut. Juru bicara Gedung Putih Raj Shah mengatakan Presiden Trump, “selalu mengecam rasialisme, kekerasan dan diskriminasi dan kebencian dalam semua bentuk. Kami menegaskannya.” [gp]