Seorang pejabat tinggi telah mengukuhkan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Mike Pence di Tepi Barat bulan ini, karena pengakuan Amerika pada Yerusalem yang disengketakan sebagai ibu kota Israel.
Keputusan Presiden Donald Trump baru-baru ini adalah peralihan dari kebijakan Amerika yang sudah lama. Israel mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan bagian apapun kota itu, sementara Palestina menghendaki sektor timur yang dianeksasi Israel sebagai ibu kota mereka di masa depan.
Menurut konsensus internasional, nasib kota itu akan ditentukan dalam perundingan.
Penasihat diplomatik Abbas, Majdi Khaldi, mengatakan hari Sabtu (9/12) bahwa Abbas tidak mau bertemu dengan Pence “karena Amerika telah melanggar garis merah” mengenai Yerusalem.
Abbas sebelumnya memandang hubungan yang erat dengan Washington penting secara strategi, karena peran Amerika sebagai penengah Timur Tengah. Penolakan pertemuan dengan Pence itu menandakan memburuknya hubungan dengan tajam. [gp]