Narendra Modi, politisi kontroversial di Gujarat, India barat, yang namanya terkenal buruk karena terkait kerusuhan agama tahun 2002, menang telak dalam pemilihan jabatan menteri utama untuk ketiga kalinya.
NEW DELHI —
Kerusuhan tahun 2002 di Gujarat antara warga Hindu dan Muslim yang menimbulkan korban jiwa masih mencemarkan citra Narendra Modi. Pihak-pihak yang mengecam mengatakan pemerintahannya tidak berbuat banyak untuk meredam kerusuhan yang menewaskan banyak warga Muslim itu.
Namun, dalam tahun-tahun setelah itu, analis politik Ashish Nandy mengatakan Modi mengalami perubahan politik radikal. “Sepuluh tahun lalu ia berusaha menunjukkan bahwa ia memang menyerang warga Muslim. Sekarang, ia berusaha menunjukkan bahwa ia juga adalah orang yang toleran dan mampu berbuat banyak,” ujarnya.
Narendra Modi sekarang berada di jalur untuk menjadi calon perdana menteri bagi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang beroposisi. Tetapi, apakah politisi yang pernah menjadi tokoh kontroversial itu bisa mendapat dukungan dari luar partainya yang berlandaskan agama Hindu?
Para pendukungnya mengatakan catatan Modi tentang pemerintahan yang baik, pembangunan, dan pertumbuhan mendapat dukungan dari 60 juta warga Gujarat, termasuk Muslim.
Kira-kira satu dari setiap empat pemilih yang memberikan suara bagi BJP dalam pemilihan Desember lalu adalah Muslim, kata Yashwant Deshmukh, yang melakukan jajak pendapat terhadap lebih dari 78.000 pemilih setelah mereka keluar dari TPS-TPS di seluruh negara bagian itu. Angka itu naik dari hanya tiga persen tahun 2007.
“Kekosongan kepemimpinanlah yang menciptakan kondisi yang membuat India menginginkan pemimpin yang kuat yang bisa bertindak dan membawa negara ini maju. Itulah sebabnya bahkan tokoh yang kontroversial seperti Modi diperbincangkan dan diamati untuk menjadi pemimpin,” paparnya.
Masa jabatan Modi di Gujarat bertepatan dengan pertumbuhan ekonomi yang hebat yang mendongkrak pendapatan perkapita Muslim ke tingkat tertinggi di negara itu. Para pendukung memujinya karena menarik berbagai bisnis seperti paberik yang memproduksi mobil Tata Nano terkenal. Nirmala Sitharaman, juru bicara BJP, mengatakan, “Pembangunan harus merata.Tidak boleh ada perbedaan satu warga dengan warga lainnya.”
Pihak-pihak yang skeptis seperti analis Ashish Nandy mengatakan Modi tidak berbuat cukup banyak untuk menjauhkan diri dari orang-orang berhaluan ekstrem di dalam partainya.
Di negara di mana partai-partai politik sejak lama mencari dukungan atas dasar agama atau kasta, kiprah BJP dipandang sebagai langkah positif. Tetapi masih belum jelas apakah kelompok minoritas dan kelompok Hindu yang moderat siap untuk memaafkan tindakan Modi dalam kerusuhan 2002 yang masih tetap merupakan isu kontroversial di seluruh India (Rebecca Byerly).
Namun, dalam tahun-tahun setelah itu, analis politik Ashish Nandy mengatakan Modi mengalami perubahan politik radikal. “Sepuluh tahun lalu ia berusaha menunjukkan bahwa ia memang menyerang warga Muslim. Sekarang, ia berusaha menunjukkan bahwa ia juga adalah orang yang toleran dan mampu berbuat banyak,” ujarnya.
Narendra Modi sekarang berada di jalur untuk menjadi calon perdana menteri bagi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang beroposisi. Tetapi, apakah politisi yang pernah menjadi tokoh kontroversial itu bisa mendapat dukungan dari luar partainya yang berlandaskan agama Hindu?
Para pendukungnya mengatakan catatan Modi tentang pemerintahan yang baik, pembangunan, dan pertumbuhan mendapat dukungan dari 60 juta warga Gujarat, termasuk Muslim.
Kira-kira satu dari setiap empat pemilih yang memberikan suara bagi BJP dalam pemilihan Desember lalu adalah Muslim, kata Yashwant Deshmukh, yang melakukan jajak pendapat terhadap lebih dari 78.000 pemilih setelah mereka keluar dari TPS-TPS di seluruh negara bagian itu. Angka itu naik dari hanya tiga persen tahun 2007.
“Kekosongan kepemimpinanlah yang menciptakan kondisi yang membuat India menginginkan pemimpin yang kuat yang bisa bertindak dan membawa negara ini maju. Itulah sebabnya bahkan tokoh yang kontroversial seperti Modi diperbincangkan dan diamati untuk menjadi pemimpin,” paparnya.
Masa jabatan Modi di Gujarat bertepatan dengan pertumbuhan ekonomi yang hebat yang mendongkrak pendapatan perkapita Muslim ke tingkat tertinggi di negara itu. Para pendukung memujinya karena menarik berbagai bisnis seperti paberik yang memproduksi mobil Tata Nano terkenal. Nirmala Sitharaman, juru bicara BJP, mengatakan, “Pembangunan harus merata.Tidak boleh ada perbedaan satu warga dengan warga lainnya.”
Pihak-pihak yang skeptis seperti analis Ashish Nandy mengatakan Modi tidak berbuat cukup banyak untuk menjauhkan diri dari orang-orang berhaluan ekstrem di dalam partainya.
Di negara di mana partai-partai politik sejak lama mencari dukungan atas dasar agama atau kasta, kiprah BJP dipandang sebagai langkah positif. Tetapi masih belum jelas apakah kelompok minoritas dan kelompok Hindu yang moderat siap untuk memaafkan tindakan Modi dalam kerusuhan 2002 yang masih tetap merupakan isu kontroversial di seluruh India (Rebecca Byerly).