Tokoh oposisi utama Belarus, Sviatlana Tsikhanouskaya, Rabu (9/9), meminta Rusia agar tidak mempercayai propaganda yang berusaha “meracuni” hubungan antara rakyat kedua negara dan berterima kasih kepada mereka yang mendukung “perjuangan rakyat Belarus bagi kebebasan.”
Kantor berita AFP melaporkan pidato penting pertama Tsikhanouskaya ini disampaikan setelah Presiden Belarus Alexander Lukashenko memberikan wawancara luas ke sekelompok wartawan dari media pemerintah Rusia pada hari Selasa (8/9).
“Penting sekali untuk tidak merusak hubungan antara kedua negara,” kata Tsikhanouskaya dalam pidato yang ditayangkan melalui video dari Lithuania, negara anggota Uni Eropa tempat ia berlindung setelah dipaksa keluar dari Belarus.
“Jangan biarkan propaganda meracuni hubungan antara rakyat kedua negara yang bersahabat dan para politisi jahat merusak kepentingan Belarus dan Rusia,” lanjutnya.
BACA JUGA: Pemimpin Oposisi Belarusia Mohon Bantuan Internasional SegeraIa mengatakan gerakan protes selama satu bulan ini di Belarus tidak ditujukan pada Rusia, dan ia berterima kasih kepada para wartawan independen Rusia atas liputan demonstrasi mereka.
Demonstrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini muncul di Belarus setelah Lukashenko, yang berkuasa di negara bekas Soviet itu selama 26 tahun, mengklaim telah mengalahkan Tsikhanouskaya, dan terpilih kembali sebagai presiden dengan meraih 80 persen suara pada pemilu 9 Agustus lalu.
Lukashenko menolak mundur dan pasukan keamanan telah menangkap ribuan demonstran, kebanyakan menuduh polisi memukul dan menganiaya mereka. Beberapa orang tewas dalam penindakan keras polisi.
Belum ada tanggal yang ditetapkan, tetapi Lukashenko sedang bersiap-siap ke Moskow untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
BACA JUGA: Tokoh Oposisi Belarusia Ditahan Sewaktu Berusaha Memasuki UkrainaPutin segera menyampaikan ucapan selamat kepada Lukashenko atas kemenangannya bulan lalu dan telah menawarkan dukungan Rusia.
Lukashenko memberi wawancara kepada sejumlah wartawan Rusia, termasuk di antaranya Margarita Simonyan, pemimpin redaksi saluran televisi yang dikuasai Kremlin, RT. Dalam wawancara itu Lukashenko memperingatkan bahwa jika pemerintahnya jatuh, “Rusia akan menjadi yang berikutnya.”
Berbagai poster anti-Kremlin terlihat dalam sebuah protes besar-besaran yang berlangsung di Minsk hari Minggu (6/9). [uh/ab]