Hasil penghitungan suara tidak resmi mengatakan tokoh oposisi Tomislav Nikolic mendapat 50 persen suara dan Presiden Tadic meraih 47 persen.
Presiden Serbia Boris Tadic mengaku kalah dalam pemilihan presiden ronde kedua, yang dimenangkan oleh tokoh oposisi Tomislav Nikolic.
Hasil penghitungan suara tidak resmi mengatakan Nikolic mendapat 50 persen suara dan Presiden Tadic 47 persen.
Tadic, yang berusaha mendapat masa jabatan presiden ketiga, hanya menang tipis dari Nikolic dalam pemilihan ronde pertama bulan ini, tapi karena tidak ada calon yang mendapat suara mayoritas, harus diadakan pemilihan ronde kedua.
Jumlah pemilih yang memberikan suara kurang dari 50 persen, dan sebagian pemilih mengatakan tidak senang dengan kedua calon itu.
Tadic memberi ucapan selamat kepada Nikolic dan mendesaknya supaya terus mengusahakan keanggotaan Serbia dalam Uni Eropa. Tapi kata Nikolic, ia akan menolak keanggotaan itu apabila Serbia harus melepaskan klaimnya atas Kosovo.
Presiden Tadic berkampanye untuk membantu Serbia bangkit dari citranya sebagai negara yang diasingkan karena terlibat perang Balkan pada tahun 1990-an menjadi negara yang pro-Eropa. Tetapi dengan gambaran suram ekonomi dan tingkat pengangguran mencapai 24 persen, Nikolic menyatakan sekarang adalah saatnya untuk berubah.
Nikolic menjabat sebagai deputi perdana menteri di bawah pemerintahan mendiang Presiden Serbia Slobodan Milosevic, yang meninggal sewaktu sedang diadili atas tuduhan kejahatan perang pada tahun 2006. Tetapi sejak itu Nikolic menjauhi pandangan radikal dan kini menganggap dirinya sebagai tokoh populis dan konservatif sejati.
Hasil penghitungan suara tidak resmi mengatakan Nikolic mendapat 50 persen suara dan Presiden Tadic 47 persen.
Tadic, yang berusaha mendapat masa jabatan presiden ketiga, hanya menang tipis dari Nikolic dalam pemilihan ronde pertama bulan ini, tapi karena tidak ada calon yang mendapat suara mayoritas, harus diadakan pemilihan ronde kedua.
Jumlah pemilih yang memberikan suara kurang dari 50 persen, dan sebagian pemilih mengatakan tidak senang dengan kedua calon itu.
Tadic memberi ucapan selamat kepada Nikolic dan mendesaknya supaya terus mengusahakan keanggotaan Serbia dalam Uni Eropa. Tapi kata Nikolic, ia akan menolak keanggotaan itu apabila Serbia harus melepaskan klaimnya atas Kosovo.
Presiden Tadic berkampanye untuk membantu Serbia bangkit dari citranya sebagai negara yang diasingkan karena terlibat perang Balkan pada tahun 1990-an menjadi negara yang pro-Eropa. Tetapi dengan gambaran suram ekonomi dan tingkat pengangguran mencapai 24 persen, Nikolic menyatakan sekarang adalah saatnya untuk berubah.
Nikolic menjabat sebagai deputi perdana menteri di bawah pemerintahan mendiang Presiden Serbia Slobodan Milosevic, yang meninggal sewaktu sedang diadili atas tuduhan kejahatan perang pada tahun 2006. Tetapi sejak itu Nikolic menjauhi pandangan radikal dan kini menganggap dirinya sebagai tokoh populis dan konservatif sejati.