Tokoh-tokoh Partai Republik Dukung Penyelidikan Campur Tangan Rusia

Penyidik khusus soal campu tangan Rusia, Robert Mueller (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (foto: ilustrasi).

Sejumlah tokoh Partai Republik hari Minggu (28/1) menyampaikan dukungan kuat bagi penyidik khusus Robert Mueller dalam menangani penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu presiden Amerika tahun 2016, tetapi terpecah soal apakah Kongres perlu menyetujui aturan untuk memblokir upaya Presiden Donald Trump memecat Mueller.

Senator dari negara bagian South Carolina Lindsey Graham dan Senator dari negara bagian Maine Susan Collins – keduanya dari Partai Republik – memiliki pandangan berbeda dengan sejumlah mitra mereka di Kongres, dan secara terpisah dalam dua program berita hari Minggu, mereka mendukung aturan yang disepakati oleh sebagian besar anggota Kongres dari Partai Demokrat, yang mengharuskan kajian hukum jika Trump berupaya memecat Mueller.

Dua anggota Partai Republik di DPR – Kevin McCarthy dari negara bagian California dan Trey Gowdy dari negara bagian South Carolina – sama-sama menyetujui kinerja Mueller dalam penyelidikan yang sedang berlangsung. Tetapi McCarthy mengatakan ia menilai tidak perlu mengeluarkan aturan untuk melindungi Mueller, yang pernah menjabat sebagai Direktur FBI.

New York Times Laporkan Trump Ingin Pecat Mueller Juni Lalu

Nasib Mueller menjadi perbincangan setelah beberapa media melaporkan bahwa Trump Juni lalu pernah memerintahkan kuasa hukum Gedung Putih Don McGahn untuk memecat Mueller, tetapi surut langkah setelah McGahn mengancam mengundurkan diri.

Trump – dalam beberapa kesempatan baru-baru ini – menyangkal bahwa ia pernah ingin memecat Mueller dan menyebut laporan yang pertama kali dikeluarkan oleh suratkabar New York Times itu sebagai “berita palsu” atau “fake news”, kecaman favoritnya bagi laporan yang tidak disukainya.

Lindsey Graham mengatakan ia akan dengan senang hati meloloskan aturan untuk melindungi Trump supaya tidak memecat Mueller, yang kini sedang dalam perundingan dengan para kuasa hukum Trump soal syarat-syarat kemungkinan Trump memberi kesaksian di bawah sumpang tentang campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika, dan soal apakah Trump mengganggu jalannya penyelidikan dengan memecat Direktur FBI James Comey, yang ketika itu memimpin badan penegak hukum itu untuk menyelidiki soal Rusia ini, sebelum diambilalih oleh Mueller.

Beberapa tokoh Partai Republik di Senat AS, dari kiri: Senator Lindsey Graham, Senator Susan Collins, dan Senator Jeff Flake (foto: dok).

Tetapi Graham mengatakan ada tidaknya aturan hukum itu, “saya tidak melihat bukti bahwa Presiden Trump ingin memecat Mueller sekarang. Cukup jelas bagi saya bahwa setiap orang di Gedung Putih tahu akan merupakan akhir bagi kepresidenan Trump jika ia memecat Mueller.”

Trey Gowdy mengatakan ia mendukung cara Mueller menangani penyidikan itu “100 persen, khususnya jika ia diberi waktu, sumber daya dan kemandirian untuk melakukan pekerjaannya.”

Trump: Tak Ada Kolusi dengan Rusia untuk Menangkan Pilpres 2016

Trump pekan lalu menggarisbawahi sikapnya sejak lama bahwa “tidak ada kolusi” antara dirinya dan kepentingan-kepentingan Rusia untuk membantunya mengalahkan penantangnya dari Partai Demokrat, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton. Trump juga mengatakan “tidak mengganggu” jalannya penyelidikan. Ia menghubungkan tindakan-tindakannya untuk membatasi penyelidikan sebagai “upaya melawan.”

Trump mengatakan ia berharap bisa memberi kesaksian di hadapan Mueller dan akan melakukannya di bawah sumpah. Tetapi kuasa hukumnya kemudian mengatakan masih melakukan diskusi dengan tim Mueller tentang syarat-syarat meminta keterangan dari Trump dan topik apa yang akan dibahas.

Di Depan Kongres, Comey Mengaku Diminta Hentikan Penyelidikan atas Flynn

James Comey, mantan Direktur FBI, memberikan kesaksian di depan Komisi Kongres AS (foto: dok).

​James Comey – dalam catatan yang dibuatnya dari beberapa pertemuan dengan Trump – mengatakan presiden menyerukan kepadanya untuk menyudahi penyelidikan terhadpa mantan penasehat keamanan nasional Michael Flynn, yang dipecat Trump kurang dari sebulan setelah menjabat karena berbohong kepada Wakil Presiden Mike Pence tentang kontak yang dilakukannya dengan Duta Besar Rusia Untuk Amerika ketika itu – Sergey Kilsyak, pada minggu-minggu menjelang pelantikan Trump. Trump telah membantah pernyataan Comey tentang pembicaraan yang mereka lakukan.

Trump yang gagal meminta kesediaan Comey, memecatnya pada Mei lalu. Sehari kemudian Trump mengatakan kepada pejabat-pejabat Rusia dalam pertemuan di Gedung Putih bahwa ia telah melepaskan “tekanan berat” dan menggambarkan Comey sebagai “a real nut job.” Beberapa hari kemudian Trump mengatakan kepada wartawan NBC News Lester Holt bahwa ia memecat Comey karena “isu Rusia ini” dengan mengatakan penyelidikan itu adalah “hoax” yang dihembuskan oleh Partai Demokrat untuk menjelaskan kekalahan mereka dalam pemilu presiden lalu.

Direktur Urusan Legislatif Gedung Putih Marc Short mengatakan kepada Fox News bahwa ia tahu Trump “frustrasi” dengan penyelidikan itu, dan bahwa “jutaan dolar telah dihabiskan dan tidak ada bukti adanya kolusi.” [em/al]