Tokoh Senior Partai Republik Dukung Upaya Trump untuk Gugat Kemenangan Biden

Ketua Fraksi Mayoritas Senat AS dari Partai Republik, Senator Mitch McConnell

Para pemimpin senior Partai Republik di Washington berpihak pada Presiden Donald Trump untuk mengajukan gugatan hukum, dengan mengklaim adanya penipuan penghitungan suara yang cukup luas, upaya yang diharapkan dapat membatalkan kemenangan Joe Biden, penantangnya dari Partai Demokrat.

Sebelumnya sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik saat ini dan beberapa mantan pejabat Partai Republik telah mengakui kemenangan Biden dalam pemilihan presiden minggu lalu.

Tetapi dua anggota Kongres senior Partai Republik, Ketua Fraksi Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Ketua Fraksi minoritas di DPR Kevin McCarthy, tetap mengatakan Trump seharusnya tidak mengaku kalah dalam pemilu.

BACA JUGA: Jaksa Agung AS Izinkan Penyelidikan Kecurangan Pemilu

Seorang petinggi lainnya, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, ketika ditanya di Departemen Luar Negeri Selasa apakah ia akan bekerja sama dengan tim Presiden terpilih Biden dalam transisi, Pompeo mengatakan kepada wartawan, "Akan ada transisi yang mulus ke pemerintahan kedua Trump."

Sejauh ini Trump telah kalah dalam lima gugatan hukum pertama yang sudah diputuskan. Namun masih ada puluhan lagi masih harus dipertimbangkan oleh hakim di seluruh negeri. Para analis politik Ameria mengatakan meskipun Trump berhasil dalam beberapa gugatan di negara bagian yang tersisa, perubahan penghitungan tidak akan cukup untuk membatalkan kemenangan Biden.

Upaya kemenangan Biden untuk menjadi presiden ke-46 di negara itu menjadi jelas pada 7 November, ketika hasil di negara bagian Pennsylvania menambah perolehan kursi elektoralnya menjadi lebih dari 270 suara, ambang batas yang menentukan hasil pemilihan presiden Amerika.

BACA JUGA: Kemenangan Joe Biden Bawa Angin Segar Bagi Ekonomi Indonesia?

Namun, Trump tidak mengaku kalah atau menelepon Biden untuk membahas pemilihan yang kontroversial itu.

Sebaliknya, Trump yang sekarang mungkin menjadi presiden ketiga dalam empat dekade terakhir yang kalah dalam pemilihan ulang setelah satu masa jabatan di Gedung Putih, telah memasang serangkaian klaim di Twitter yang menyatakan kecurangan pemilu.

“PERHATIKAN PENYALAHGUNAAN PENGHITUNGAN SURAT SUARA, SEPERTI VAKSIN AWAL, INGAT SAYA SUDAH BILANG !” cuit Trump dengan menggunakan huruf besar Selasa pagi.

“KITA MEMBUAT KEMAJUAN BESAR. HASIL MULAI KELUAR MINGGU DEPAN. BUAT AMERIKA HEBAT LAGI! ” bunyi klaimnya dalam cuitan lain.

Senator Republik Mitt Romney dari Utah, yang kalah dalam pemilihan presiden 2012 dari mantan Presiden Barack Obama, dan beberapa anggota kongres Republik lainnya telah memberikan ucapan selamat kepada Biden, namun sebagian besar mendukung tantangan Trump atau tidak mengomentari kemenangan Biden.

"Kami memiliki sistem untuk mempertimbangkan keprihatinan dan Presiden Trump 100% berhak untuk menyelidiki tuduhan penyimpangan dan mempertimbangkan pilihan hukumnya," kata pemimpin Senat Republik McConnell pada hari Senin. Ia menambahkan proses tersebut akan berjalan dan "mencapai kesimpulannya."

Pemimpin Partai Republik di DPR Kevin McCarthy kepada Fox News pada hari Minggu mengatakan: "Pemilihan presiden kita paling kompetitif dalam sejarah modern kita. Itulah mengapa setiap suara harus dihitung, setiap penghitungan ulang dilakukan, dan setiap tantangan harus didengar."

Pendukung Trump lainnya, Senator Lindsey Graham dari South Carolina mengatakan, "Ini adalah pemilihan yang ketat. Media tidak memutuskan siapa yang menjadi presiden, jika mereka melakukannya, kita selamanya tidak akan pernah memiliki presiden dari Partai Republik". "Jangan menyerah, Tuan Presiden, berjuanglah tengan keras," kata Graham kepada Fox News.

Jaksa Agung William Barr memberi wewenang kepada 92 jaksa federal di seluruh negeri untuk mengajukan tuduhan yang kredibel mengenai kesalahan, meskipun sampai saat ini tidak ada tuduhan kesalahan untuk mengubah pemilihan.

Puluhan jaksa agung negara bagian dari Partai Republik mengatakan mereka mendukung upaya hukum yang menunggu keputusan Mahkamah Agung AS untuk tidak menghitung surat suara di Pennsylvania yang diterima setelah Hari Pemilu 3 November. Tetapi sejumlah kecil suara yang bisa terimbas tidak akan cukup untuk mengubah hasil di negara bagian itu.

Di Georgia, Biden unggul 12.293 suara atas Trump cukup dekat sehingga penghitungan ulang akan dilakukan. Namun, pejabat di negara bagian itu dari Partai Republik, Brad Raffensperger, pejabat tinggi pemilihan di negara bagian itu, menekankan bahwa tidak mungkin mengubah hasil di sana.

Beberapa mantan pejabat dari Partai Republik mendesak Trump untuk menerima kenyataan kekalahannya.

Sekelompok tokoh yang terdiri dari 31 mantan anggota Kongres Partai Republik - banyak di antaranya pengecam presiden dalam sebuah surat terbuka mengecam tuduhan Trump tantang adanya kekurangan dan memintanya untuk mengaku kalah. [my/lt]