Tokoh ‘Senyap’: Penghargaan Oscar Bukan Target Utama

Adi Rukun (kanan), seorang adik korban pembantaian massal peristiwa tahun 1965, dalam wawancara oleh reporter VOA, Vina Mubtadi (foto: dok).

Di antara puluhan film yang masuk dalam nominasi penghargaan film the Academy Awards tahun ini, ada satu film tentang Indonesia yang masuk dalam daftar, yaitu “The Look of Silence” atau “Senyap.”

Film dokumenter ini memperlihatkan potret nyata kehidupan pasca pembantaian massal 1965 di Indonesia dari sudut pandang keluarga korban.

Adi Rukun, seorang adik korban berusaha mencari tahu siapa pembunuh kakaknya.

“Kita ingin agar mereka mengakui dan bertanggungjawab atas apa yg mereka lakukan. Tapi ternyata sedikitpun mereka tidak pernah merasa menyesal apalagi minta maaf. Mereka merasa apa yang mereka lakukan adalah sebuah kebenaran,” ujarnya dalam wawancara dengan VOA belum lama ini.

Film yang disutradarai Joshua Oppenheimer ini meraih nominasi Oscar kategori dokumenter terbaik.

“Kami sangat bangga, ini kehormatan besar bagi kami khususnya untuk kru Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang mendedikasikan sepuluh tahun dari hidup mereka untuk mengerjakan The Act of Killing dan The Look of Silence meskipun mereka tidak bisa mendapatkan pengakuan atas karya mereka sampai ada perubahan di Indonesia,” tutur Joshua.

Sineas AS ini sebelumnya menyutradarai “The Act of Killing,” dokumenter tentang peristiwa 1965 dari sudut pandang pelaku. Film yang dibuat dengan sekitar 60-an kru Indonesia itu juga meraih nominasi kategori yang sama dua tahun lalu. Namun, baru kali ini Joshua menyebut “Senyap” sebagai film Indonesia pertama yang meraih nominasi Oscar.

"Memang benar The Act of Killing (TAOK) dibuat oleh orang-orang yang sama di Indonesia. Tetapi, sejujurnya kami tidak menyebut secara resmi TAOK sebagai film produksi bersama dengan Indonesia. Kami tidak menyebut adanya ko-produser karena beberapa orang berpengaruh yang kami tampilkan, seperti Wakil Presiden dan Ketua Pemuda Pancasila. Kalau kami sebut ada produser Indonesia, saya khawatir mereka akan diburu. Karena itu kami tidak memiliki ko-produser," papar Joshua.

Ia menambahkan, "Untuk Senyap, ada ko-produser Indonesia yang terlibat tapi anonim demi alasan keamanan. Karena itu, kami menyebut film ini sebagai film Indonesia pertama yang meraih nominasi Oscar.”

Adi Rukun mengaku senang dengan nominasi ini. Tapi, dia punya punya mimpi yang lebih besar.

“Bukan penghargaan yang kita kejar. Tapi kita berharap film ini membawa dampak positif kepada keluarga korban dan membawa perubahan positif di Indonesia. Masalah genosida itu bukan hanya di Indonesia, semoga film ini menjadi inspirasi terhadap seluruh bangsa,” harap Adi Rukun.

“The Look of Silence” atau “Senyap” bersaing dengan "Amy," "Cartel Land," "What Happened, Miss Simone?" dan "Winter on Fire: Ukraine's Fight for Freedom." Kelima film itu memperebutkan gelar dokumenter terbaik.

Malam penghargaan Academy Award ke-88 akan diadakan hari Minggu, 28 Februari di Los Angeles.