Tokopedia Selidiki Dugaan Peretasan dan Pembocoran Data Jutaan Pengguna

Aplikasi Tokopedia tampak di sebuah layar ponsel, di Jakarta, 12 Desember 2018.

Tokopedia, platform e-commerce terbesar Indonesia, mengatakan sedang menyelidiki upaya peretasan dan klaim bahwa jutaan data penggunanya telah bocor.

"Kami menemukan adanya upaya pencurian data terhadap pengguna Tokopedia," kata seorang juru bicara perusahaan dalam pernyataan, Sabtu (2/5) malam.

"Namun Tokopedia memastikan bahwa informasi penting pengguna, seperti password, tetap terlindungi di balik enkripsi."

"Sekarang ini, kami terus menyelidiki masalah ini dan tidak ada informasi tambahan yang dapat kami sampaikan," tambah pernyataan itu.

Perusahaan pengawas pelanggaran data Under the Breach mengunggah sebuah pesan Twitter, Sabtu (2/5), memperlihatkan tangkapan layar dari seorang individu yang mengklaim dia memiliki data pribadi 15 juta pengguna Tokopedia ketika meretas situs itu pada Maret 2020.

Menurut tangkapan layar, yang memperlihatkan nama, alamat email, dan tanggal lahir, peretasnya mengklaim dia memiliki database yang jauh lebih besar dan meminta bantuan untuk "membongkar" password pengguna.

Under the Breach, yang mengawasi kejahatan siber, mengatakan, Minggu (3/5), bahwa peretasnya telah memperbarui unggahannya untuk menjual data 91 juta pengguna itu seharga "$5.000 di Darknet." Perusahaan itu mengunggah tangkapan layar dari penawaran peretas yang diunggah online.

Tokopedia, yang mendapat pendanaan $2 miliar dari para investor termasuk SoftBank Group Corp's Vision Fund dan Alibaba, mengklaim memiliki lebih dari 90 juta pengguna aktif setiap bulan.

Seorang juru bicara Tokopedia menolak untuk mengomentari langsung klaim peretas itu, tapi mengatakan kepada Reuters, Minggu (3/5), bahwa "semua transaksi dengan semua metode pembayaran di Tokopedia... tetap aman." [vm/pp]