Trump Akan Setujui Diungkapnya Memo Rahasia Terkait Rusia

Presiden Donald Trump, didampingi oleh Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell (kiri) dan Ketua DPR Paul Ryan memberikan sambutan di Konferensi Anggota DPR dan Senat 2018 di The Greenbrier, di White Sulphur Springs, West Virginia, Kamis, 1 Februari 2018.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump berencana akan menyetujui dirilisnya sebuah memo rahasia yang menuduh bahwa para pejabat penegak hukum bersikap bias terhadap presiden.

Menurut pejabat itu, presiden menyetujuinya dan kemungkinan besar akan memberitahu Kongres mengenai keputusan tersebut, Jumat (2/2). Pejabat itu mengatakan memo tersebut kemungkinan besar akan dirilis tanpa disunting.

Trump berselisih pendapat dengan FBI dan Departemen Kehakiman mengenai apakah akan mengungkap memo itu.

Sebelumnya pada Jumat pagi (2/2), Trump menulis cuitan di Twitter yang menyebutkan pimpinan dan para Investigator FBI dan Departemen Kehakiman telah mempolitisasi proses penyelidikan yang menguntungkan Demokrat dan menentang Republik, sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Sedikit saja orang-orang di luar Kongres Amerika yang telah membaca “memo Nunes”, mengacu kepada nama anggota fraksi Republik di Kongres yang menyusunnya. Memo tersebut diduga mencakup rincian mengenai upaya-upaya Departemen Kehakiman sebelum pemilihan presiden Amerika tahun 2016, yang meminta otoritas dari Mahkamah Pengintaian Intelijen Federal (FISA) untuk memantau kemungkinan penasihat kampanye Trump dengan agen-agen Rusia.

Demokrat dan para pengecam memo lainnya menyatakan memo itu secara selektif mempergunakan intelijen rahasia untuk menuduh investigasi Rusia dipengaruhi oleh bias politik.

Demokrat telah mempersiapkan memo mereka sendiri untuk menangkis klaim fraksi Republik. Belum jelas apakah memo tersebut akan dilansir.

Dua pemimpin Demokrat di Kongres, pemimpin minoritas di Senat Charles Schumer dan pemimpin minoritas di DPR Nancy Pelosi, mengecam memo Nunes itu pada hari Kamis dan mengkritik pimpinan partai Republik yang mereka tuduh mengutamakan kepentingan partai di atas penegakan hukum. Fraksi Demokrat meminta agar Ketua Komite Intelijen di DPR Devin Nunes dipecat dari jabatan itu terkait perannya dalam menyusun memo tersebut.

Perselisihan partisan ini juga mengundang komentar FBI. Biro tersebut melansir pernyataan publik, yang sangat jarang dikemukakan, bahwa FBI sangat prihatin mengenai akurasi memo itu.

Salah seorang mantan pejabat FBI yang masih berhubungan dengan koleganya dan berbicara kepada VOA dengan syarat tidak disebutkan namanya, mengatakan, reputasi FBI dipertaruhkan dalam hal ini. [uh]