Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, pada Rabu (27/11), mengatakan bahwa ia akan mencalonkan purnawirawan Letnan Jenderal Angkatan Darat Keith Kellogg untuk menjabat asisten presiden dan utusan khusus untuk Ukraina dan Rusia.
Kellogg adalah kepala staf di Dewan Keamanan Nasional selama pemerintahan pertama Trump. Ia juga menjadi penasihat keamanan nasional untuk mantan Wakil Presiden Mike Pence.
"Bersama-sama, kita akan mewujudkan perdamaian melalui kekuatan, dan membuat Amerika, dan dunia, aman kembali," kata Trump dalam pernyataan saat menunjuk Kellogg sebagai utusan.
Kellogg berbicara secara eksklusif kepada VOA pada Juli lalu tentang visinya untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang diterbitkan sebagai bagian dari buku, “An America First Approach to U.S. National Security." Ketika itu ia mengatakan bahwa ia belum menyampaikan rencana tersebut kepada Trump dan ia juga bukan penasihat resmi, tetapi mengatakan bahwa rencana tersebut akan menjadi salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan.
Ia kemudian merekomendasikan agar AS memulai kebijakan resmi "untuk mengupayakan gencatan senjata dan penyelesaian konflik Ukraina melalui negosiasi."
BACA JUGA: Amerika Tepis Peringatan Rusia Soal Pasokan Senjata Korsel ke UkrainaAS akan terus mempersenjatai Ukraina untuk mencegah Rusia menyerang selama atau setelah kesepakatan tercapai, asalkan Kyiv setuju mengadakan perundingan damai dengan Rusia.
Untuk membujuk Rusia agar ikut dalam perundingan, Kellogg menulis bahwa AS dan mitra NATO lainnya akan menunda keanggotaan Ukraina dalam aliansi tersebut untuk jangka waktu yang lama dengan imbalan "kesepakatan yang komprehensif dan dapat diverifikasi dengan jaminan keamanan."
Berdasar visi kesepakatan itu, Ukraina tidak akan diminta untuk melepaskan ambisi mendapatkan kembali semua wilayah yang direbut Rusia, tetapi negara itu harus setuju menggunakan hanya cara diplomatik dan menyadari bahwa mungkin perlu waktu lama untuk mendapatkan kembali semua wilayah tersebut. Strategi itu mengusulkan dicabutnya sebagian sanksi terhadap Rusia untuk mendorong Kremlin mengambil langkah-langkah menuju perdamaian dan menetapkan pungutan atas impor energi Rusia untuk mendanai rekonstruksi Ukraina.
"Anda harus menemukan cara untuk menghentikan perang atau Anda menginginkan perang terus berlanjut tanpa ada kejelasan kapan akan berakhir. ... Ini tidak berarti Ukraina menyerah, tidak berarti mereka merelakan wilayahnya diambil, tidak seperti itu," kata Kellog pada Juli lalu. [ka/ns]