Sementara Trump Bersiap Bertemu Abbas, Kesepakatan Perdamaian Kemungkinan Sulit Tercapai

Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Presiden AS Donald Trump. (Foto: dok)

Meskipun harapan tipis akan tercapainya terobosan diplomatik, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden AS Donald Trump dijadwalkan akan bertemu untuk pertama kalinya, Rabu, di Gedung Putih.

Trump mengatakan, pekan lalu, ia tidak melihat ada alasan mengapa perdamaian tidak bisa diciptakan antara Israel dan Palestina. Abbas baru-baru ini menyatakan, kesepakatan perdamaian bersejarah untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung puluhan tahun mungkin terwujud di bawah kepemimpinan Trump.

Abbas, yang memimpin Otorita Palestina di Tepi Barat, memiliki target sederhana dalam kunjungan ini. Menurut sejumlah pejabat Palestina, salah satu tujuannya adalah mendengarkan rencana Trump untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian.

Namun, menurut sejumlah pengamat, Abbas juga berharap menggunakan pertemuan itu untuk memperbaiki reputasinya di dalam dan luar negeri.

Dennis Ross, yang terlibat dalam pembicaraan perdamaian Timur Tengah pada tiga masa pemerintahan AS, mengatakan, kunjungan Abbas itu untuk menegaskan relevansinya dan peran besarnya yang sangat penting bagi Palestina. Abbas, menurutnya, ingin menegaskan bahwa tanpa leterlibatannya, upaya perdamaian akan sulit terwujud.

Abbas semakin tidak populer di Palestina. Pemimpin berusia 82 tahun ini memasuki tahun ke-12 masa jabatan presiden yang seharusnya hanya lima tahun. Sebuah jajak pendapat menunjukkan, dua pertiga rakyat Paletina menguginkannya mundur. Mereka umumnya tidak puas dengan hasil yang dicapai pemerintah otorita Palestina dan menganggap pemerintah itu korup. Partai politiknya, Fatah, juga menghadapi tantangan serius dari Hamas, kelompok Palestina saingannya yang menguasai Jalur Gaza.

Abbas juga menghadapi resiko dikesampingkan oleh usaha-usaha Trump untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian Israel-Palestina. Bukannya mengusahakan pembicaraan langsung antara kedua pihak, Trump mengusulkan untuk melibatkan negara-negara Arab untuk membantu membangun kesepakatan perdamaian yang lebih luas. [ab/as]