Trump Bertekad akan 'Halangi' Nippon Steel Ambil Alih US Steel

FILE - Pabrik Mon Valley Works Clairton milik U.S. Steel di Clairton, Pa., 26 Februari 2024. (Gene J. Puskar, Arsip/AP)

US Steel yang bermasalah mengatakan bahwa mereka membutuhkan kesepakatan Nippon Steel untuk memastikan investasi yang cukup di pabrik mereka di Mon Valley, Pennsylvania, yang katanya kemungkinan harus ditutup jika penjualan diblokir.

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, Senin (2/12) mengatakan akan “memblokir” rencana pengambilalihan US Steel oleh perusahaan Jepang Nippon Steel. Kesepakatan itu bernilai $14,9 miliar termasuk utang-utang.

“Saya benar-benar menentang U.S. Steel yang dulunya hebat dan kuat, dibeli oleh perusahaan asing, dalam hal ini Nippon Steel dari Jepang,” tulis Trump di platform Truth Social.

“Melalui serangkaian Insentif Pajak dan Tarif, kita akan membuat U.S. Steel kembali Kuat dan Hebat, dan itu akan terjadi dengan CEPAT! Sebagai Presiden, saya akan memblokir kesepakatan ini agar tidak terjadi.”

US Steel yang bermasalah mengatakan bahwa mereka membutuhkan kesepakatan Nippon Steel untuk memastikan investasi yang cukup di pabrik mereka di Mon Valley, Pennsylvania, yang katanya kemungkinan harus ditutup jika penjualan diblokir.

Your browser doesn’t support HTML5

Pro dan Kontra Akuisisi US Steel oleh Perusahaan Baja Jepang

Setelah komentar dari Trump itu, Nippon Steel mengatakan mereka “bertekad untuk melindungi dan mengembangkan US Steel dengan cara yang memperkuat industri Amerika, ketahanan rantai pasokan domestik, dan keamanan nasional Amerika Serikat.”

“Kami akan menginvestasikan tidak kurang dari $2,7 miliar untuk fasilitas serikat pekerja, memperkenalkan inovasi teknologi kelas dunia kami, dan mengamankan pekerjaan serikat pekerja sehingga para pekerja baja Amerika di US Steel dapat membuat produk baja yang paling canggih untuk pelanggan Amerika,” kata perusahaan Jepang itu dalam sebuah pernyataan.

Beberapa hari setelah pemilihan umum Amerika Serikat bulan lalu, Nippon Steel mengatakan bahwa mereka berharap untuk menyelesaikan pengambilalihan perusahaan tersebut sebelum akhir tahun, ketika Presiden Amerik Serikat Joe Biden masih menjabat.

Biden juga menentang kesepakatan tersebut, dengan mengatakan bahwa “sangat penting” bagi US Steel untuk tetap menjadi perusahaan baja Amerika yang dimiliki dan dioperasikan di dalam negeri.”

BACA JUGA: Gedung Putih Isyaratkan akan Blokir Penjualan US Steel kepada Nippon Steel

Kesepakatan ini sedang ditinjau oleh sebuah badan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Janet Yellen yang mengaudit pengambilalihan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat oleh pihak asing, yang disebut Komite Investasi Asing di Amerika Serikat.

Pada September, pemerintahan Biden memperpanjang peninjauannya, mendorong kesimpulan atas kesepakatan yang sensitif secara politik ini hingga setelah pemilihan presiden pada 5 November.

Presentasi pendapatan Nippon Steel pada 7 November menyatakan, bahwa “transaksi diperkirakan akan ditutup pada tahun kalender 2024” sambil menunggu tinjauan keamanan nasional Amerika Serikat.

“Kecuali jika situasinya berubah secara dramatis, saya yakin kesimpulannya akan muncul pada akhir tahun, selama masa jabatan Biden," kata Wakil Ketua Nippon Steel, Takahiro Mori kepada wartawan.

Trump akan dilantik pada 20 Januari. [my/ns]