Presiden Donald Trump, Jumat (3/7) bertolak ke to Mount Rushmore, di mana ia akan memimpin perayaan Hari Kemerdekaan AS yang menampilkan pesta kembang api untuk pertama kalinya dalam kurun satu dekade lebih di taman nasional di South Dakota.
“Akan ada pertunjukan kembang api seperti yang dilihat sedikit orang saja. Ini akan sangat menarik,” kata Trump dalam acara di Gedung Putih hari Kamis. Monumen Nasional Mount Rushmore adalah pahatan raksasa yang menampilkan wajah empat presiden Amerika, George Washington, Thomas Jefferson, Theodore Roosevelt dan Abraham Lincoln, yang ditatah di gunung granit.
Ini akan menjadi pertunjukan kembang api pertama di Mount Rushmore sejak 2010, sewaktu Dinas Taman Nasional menghentikan pesta semacam itu karena khawatir hal tersebut dapat memicu kebakaran hutan. Monumen ini dikelilingi 486 hektare lahan berhutan dan terletak di dekat Belantara Elk Hitam di Hutan Nasional Black Hills.
BACA JUGA: Senat AS Setujui RUU yang Menarget Entitas terkait UU Keamanan Hong KongPada April lalu, Dinas Taman mempersiapkan analisis lingkungan hidup dan menyimpulkan bahwa kembang api tidak akan “berdampak signifikan.”
Kunjungan Trump itu berlangsung di tengah-tengah perdebatan nasional mengenai monumen-monumen yang menghormati para pemimpin Amerika, yang memiliki budak atau memiliki pandangan rasis. Universitas dan pemerintah daerah di berbagai penjuru negeri menyingkirkan monumen-monumen kontroversial, pada waktu ketika banyak warga Amerika berunjuk rasa untuk mencari cara guna mengatasi rasisme sistemik, setelah kematian George Floyd, lelaki kulit hitam, dalam tahanan polisi, pada Mei lalu.
Presiden terus menerus menentang demonstran yang ingin menyingkirkan patung para pemimpin Konfederasi dan tokoh-tokoh yang mendukung perbudakan dan supremasi kulit putih. Trump menandatangani perintah eksekutif pada Juni lalu yang mengatur badan-badan penegakan hukum federal untuk memproses hukum orang-orang yang merusak monumen-monumen federal.
BACA JUGA: Trump di Mt. Rushmore, Masker dan Jaga Jarak Tidak DiwajibkanMemilih Mount Rushmore sebagai latar belakang acara perayaan Hari Kemerdekaan tahun ini merupakan strategi politik yang jelas berasal dari perdebatan mengenai monumen, kata Vanessa Beasley, yang mengajar tentang retorika presiden di Vanderbilt University.
“Trump pada dasarnya berusaha mengatakan kepada basis pendukungnya; hei, kalau kalian tidak suka dengan apa yang terjadi dengan monumen-monumen itu, saya akan ke monumen terbesar dan paling tidak bisa dipindahkan ini, dan saya akan mengklaimnya,” kata Beasley kepada VOA. “Saya kira tidak ada pernyataan tersamar atau ambigu dalam pesan itu.”
BACA JUGA: Pemerintahan Trump Umumkan Rencana Perayaan Besar-Besaran Hari Kemerdekaan di Ibu KotaSementara AS menghadapi peningkatan kasus baru virus corona, dengan kenaikan 80 persen terjadi dalam dua pekan belakangan, para pejabat kesehatan mendesak rakyat Amerika agar tetap tinggal di rumah pada 4 Juli, hari libur yang biasanya dirayakan dengan pesta-pesta besar dan pawai di kota-kota.
“Pilihan paling aman dalam liburan ini adalah merayakannya di rumah,” kata Otoritas Kesehatan Oregon dalam suatu keterangan pers.
Gubernur South Dakota Kristi Noem dari partai Republik yang bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan perayaan di Mount Rushmore, mengatakan pada hari Senin lalu bahwa masker akan disediakan tetapi social distancing tidak akan diterapkan. [uh/ab]