Presiden Donald Trump berulang kali menggunakan isu imigrasi sebagai cara untuk menggalang para pemilinya, baik selama kampanye maupun selama kepresidenannya. Dia kembali mengungkit isu yang memecah belah ini menjelang pemilihan paruh waktu November mendatang.
Pada sebuah rapat umum di West Virginia, Selasa (21/8), presiden mengecam imigrasi ilegal dan mengutip pembunuhan seorang mahasiswa Iowa, yang diduga dilakukan seorang imigran ilegal. Kecaman dari Trump muncul tak lama setelah berita bahwa mantan manajer kampanyenya, Paul Manafort, divonis bersalah atas kecurangan finansial, dan mantan pengacara pribadinya, Michael Cohen, mengaku bersalah melakukan pelanggaran pendanaan kampanye.
“Anda dengar hari ini, seorang imigran ilegal yang berasal dari Meksiko, dan Anda lihat apa yang terjadi pada perempuan muda yang luar biasa dan cantik itu. Hal itu tidak boleh terjadi. Keberadaan secara ilegal di negara kita, punya dampak besar, tetapi sistem hukumnya sedemikian buruknya. Hukum imigrasi memalukan,” kata Trump.
Trump mengacu pada kasus Mollie Tibbetts, usia 18 tahun, yang hilang sejak 18 Juli ketika dia sedang berolahraga lari di Brooklyn, Iowa dan memicu pencarian besar-besaran. Tubuhnya ditemukan dini hari Selasa ketika Christian Bahena Rivera, usia 24 tahun, menunjukkan yang berwajib sebuah ladang jagung, tidak jauh dari Brooklyn. Tak lama kemudian Christian dikenakan tuduhan melakukan pembunuhan.
Penguasa mengatakan Rivera adalah seorang imigran ilegal yang berada di daerah itu paling sedikit empat tahun, dan dia bekerja di sebuah peternakan.[jm]