Mantan presiden AS Donald Trump pada Jumat (6/10) mendukung Jim Jordan dari Partai Republik untuk jabatan ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Trump menggunakan platform Truth Socialnya untuk mengatakan bahwa Jordan "akan menjadi Ketua DPR yang HEBAT, & mendapat dukungan lengkap & total dari saya!"
Beberapa jam sebelumnya Trump menawarkan diri untuk sementara mengambil peran tersebut, yang dibiarkan kosong minggu ini setelah Kevin McCarthy dari Partai Republik dilengserkan oleh sejumlah anggota sayap kanan dari partainya sendiri.
Jordan, 59 tahun, termasuk salah satu kandidat pengganti McCarthy, dan sangat skeptis terhadap pendanaan AS untuk Ukraina.
BACA JUGA: DPR AS Copot Kevin McCarthy dari Kursi KetuaJordan juga memelopori penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden yang telah membuat jengkel banyak rekannya satu partainya.
Sebelumnya Trump mengatakan kepada Fox News bahwa ia diminta untuk jadi ketua DPR karena ia punya banyak teman di Kongres.
"Jika mereka tidak berhasil memilih ketua DPR baru, mereka bertanya kepada saya apakah saya akan mempertimbangkan untuk posisi itu sampai mereka mendapatkan seseorang untuk jangka waktu yang lebih lama, karena saya mencalonkan diri sebagai presiden."
Namun mantan anggota Kongres dari Partai Republik Barbara Comstock mengatakan kepada CNN bahwa Trump tidak memenuhi syarat untuk peran tersebut karena ia telah didakwa melakukan pelanggaran pidana.
“Sayangnya ia tidak mengetahui peraturan DPR, yang mengatakan jika Anda didakwa, Anda tidak bisa menjadi ketua DPR,” kata Comstock.
Trump, kandidat terdepan dalam pencalonan presiden Partai Republik tahun 2024, dijadwalkan diadili di Washington pada Maret mendatang karena diduga berkonspirasi untuk membatalkan hasil pemilu November 2020 yang dimenangkan oleh Biden dari Partai Demokrat.
Kasus pidana lainnya terhadap Trump termasuk tuduhan pemerasan di Georgia karena diduga berkonspirasi untuk mengubah hasil pemilu di negara bagian di selatan AS itu dan persidangan di Florida pada Mei 2024 atas tuduhan kesalahan dalam menangani dokumen rahasia pemerintah.
Trump dan dua putra tertuanya saat ini juga menghadapi persidangan penipuan perdata di New York karena menggelembungkan nilai aset real estat mereka untuk menerima pinjaman bank dan persyaratan asuransi yang lebih menguntungkan. [ab/uh]