Tidak ada indikasi adanya terobosan setelah pembicaraan pada hari Rabu (14/11) antara presiden Amerika dan presiden Turki pada sementara hubungan kedua negara sedang surut.
Kedua presiden, Donald Trump dan Recep Tayyip Erdogan, menggambarkan pertemuan mereka di Gedung Putih, Rabu (13/11) sebagai hal yang produktif dan tulus.
“Akuisisi Turki atas senjata militer Rusia yang canggih, seperti S-400, menciptakan tantangan yang sangat serius bagi kami,” ujar Trump dalam konferensi pers bersama, di mana dia berdiri di samping Erdogan.
“Mudah-mudahan, kita akan dapat menyelesaikan situasi itu,” tambah presiden Amerika itu.
BACA JUGA: Trump, Erdogan Bertemu di Tengah Hubungan Bilateral yang DinginPembelian sistem pertahanan rudal S-400 dari Moskow yang dilakukan oleh Turki melanggar undang-undang pemberlakuan sanksi terhadap musuh-musuh Amerika, dikenal sebagai Countering America's Adversaries Through Sanction Act (CAATSA), yang melarang pembelian besar-besaran perangkat keras militer Rusia.
Pembelian itu juga mendorong Amerika untuk mengeluarkan negara sekutu anggota NATO itu dari program pesawat jet tempur F-35.
Merujuk pada masalah S-400 dan F-35, Erdogan mengatakan, “Kita hanya bisa mengatasi rintangan yang kita alami melalui dialog.”
Pemimpin Turki itu juga mengisyaratkan bahwa militernya dapat membeli sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika jika harganya cocok. [lt/ab]