Pengembang real estat dan milyarder Donald Trump kini sudah dipastikan akan jadi kandidat Partai Republik untuk pemilihan presiden Amerika, tetapi indikasi awal memperlihatkan dia menghadapi tantangan sulit dalam menghadapi kandidat yang sudah hampir pasti dari Partai Demokrat, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton.
Berbagai survei pemilihan nasional memperlihatkan Clinton, yang berusaha jadi presiden perempuan pertama, akan mengalahkan Trump.
Jajak pendapat menunjukkan Clinton, top diplomat Amerika dari 2009 sampai 2013, meraih dukungan 6 persen lebih besar dari Trump. Sebuah jajak pendapat CNN/ORC, Rabu (3/5), memperlihatkan selisih lebih besar, 54 persen untuk Clinton dan 41 persen untuk Trump.
Jajak pendapat CNN itu juga memperlihatkan pemilih lebih menyukai Clinton, istri mantan presiden Bill Clinton, dibandingkan Trump, terkait kebijakan mereka terhadap sejumlah isu, termasuk terorisme, hubungan internasional, imigrasi, layanan kesehatan dan pendidikan.
Sejauh ini, Trump tidak memperlihatkan keprihatinan bahwa dia menghadapi tantangan yang sulit.
“Kita akan menang pada November,” katanya pada pesta kemenangan setelah pemilihan pendahuluan Indiana. “Kita akan mempersatukan Partai Republik.”
Dalam wawancara dengan CNN Rabu, Hillary Clinton menggambarkan Donald Trump sebagai “pengumbar yang tidak terkendali” dan “tukang gertak dan intimidasi.” [jm]