China, pada Selasa (26/11), menegaskan "tak seorang pun akan menang dalam perang dagang." Peringatan itu disampaikan setelah Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, ingin menaikkan tarif atas sejumlah barang dari China dan negara lainnya sebagai respons terhadap isu perdagangan obat-obatan terlarang dan imigrasi.
"China yakin bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan China-Amerika Serikat saling menguntungkan," kata Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Amerika Serikat, dalam email kepada AFP.
Trump dalam unggahan di platform Truth Social miliknya pada Senin (25/11) bertekad untuk mengenakan bea masuk pada semua barang yang masuk ke Amerika Serikat dari beberapa mitra dagang terbesarnya.
Ia mengatakan bahwa ia juga akan mengenakan tarif 10 persen kepada China, "di atas semua tarif tambahan," sebagai tanggapan atas apa yang ia katakan sebagai kegagalannya dalam mengatasi penyelundupan fentanil.
BACA JUGA: Trump Janji Berlakukan Tarif Impor Baru terhadap Kanada, Meksiko, dan ChinaKetika ditanya apakah Beijing telah menghubungi tim Trump untuk membahas hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning menjawab, "Secara prinsip, kami terbuka untuk melakukan dialog dan komunikasi."
Tarif menjadi bagian penting dari agenda ekonomi Trump. Saat kampanye, Partai Republik berjanji untuk mengenakan bea masuk yang besar kepada sekutu maupun musuh.
Washington telah lama menuduh Beijing terlibat dalam perdagangan fentanil yang mematikan, yang menghancurkan masyarakat di seluruh Amerika Serikat.
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu, menepis klaim tersebut dalam pernyataannya. Ia menjabarkan serangkaian langkah yang telah diambil Beijing untuk menanggulangi perdagangan fentanil.
"Semua ini membuktikan bahwa anggapan China sengaja membiarkan bahan pembuat fentanil mengalir ke Amerika Serikat sama sekali tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan," katanya. [ah/rs]