Miliarder real estat Donald Trump, unggulan bakal calon presiden Amerika dari Partai Republik, hari Minggu menyebut tingginya gaji para CEO perusahaan di Amerika hal “tercela.”
Dalam acara Face the Nation di televisi CBS, Trump mengatakan penghasilan para CEO yang luar biasa itu sebagai “lelucon besar.”
Dalam banyak kampanye politik Amerika, Partai Demokrat adalah yang biasanya mengkritik ketimpangan penghasilan antara para CEO perusahaan besar dan pegawai mereka. Kesenjangannya bisa mencapai 350 kali lipat. Tetapi Partai Republik, yang dipandang pro pengusaha besar di Amerika, jarang mengomentari penghasilan CEO dan direktur di Wall Street.
Trump, usia 69 tahun, sering membangga-banggakan kekayaan dan kesuksesannya membangun banyak gedung pencakar langit. Kata Trump, banyak CEO menempatkan teman-teman mereka di dewan direktur perusahaan yang kemudian menyetujui gaji luar biasa untuk CEO itu.
“Hal demikian meresahkan saya,” kata Trump. “Sulit jika kita punya sistim pasar bebas untuk mengubah kondisi tersebut. Dewan direktur perusahaan seharusnya mengontrol pengeluaran dan gaji para eksekutif, tetapi saya memahami benar seluk beluk perusahaan dan banyak CEO menempatkan teman-teman mereka di dewan direktur.”
Mengungguli belasan saingannya dari Partai Republik, Trump berjanji segera mengajukan proposal untuk memangkas pajak perorangan dan perusahaan. “Tetapi untuk para investor tingkat tinggi, mereka akan membayar pajak lebih besar.”
Bakal-bakal calon dari Partai Republik akan menggelar debat kedua minggu ini. Para saingan Trump mengatakan akan mengkritik pendirian miliarder itu dalam sejumlah isu yang mereka anggap berubah-ubah dan tidak sesuai dengan para pemilih konservatif.
Partai Demokrat akan melangsungkan debat pertamanya bulan depan. Hillary Clinton, mantan senator dan menteri luar negeri, masih menjadi favorit utama tetapi popularitasnya terus terkikis oleh saingannya Bernie Sanders.
Donald Trump Kecam Gaji CEO di Amerika
Bakal calon Presiden AS dari parrtai Republik, Donald Trump hari Minggu (13/9) mengatakan, penghasilan para CEO di Amerika yang luar biasa itu sebagai “lelucon besar.”