Presiden Donald Trump kembali mengecam kebijakan imigrasi Swedia melalui Twitter.
Trump membantah “media pembohong” yang membela kebijakan imigrasi Swedia, dengan mengklaim bahwa imigrasi besar-besaran ke negara Skandinavia itu merupakan suatu kegagalan.
“Coba pikirkan, media PEMBOHONG berupaya mengatakan bahwa imigrasi berskala besar di Swedia berhasil. TIDAK!” tulis Trump melalui Twitter hari Senin (20/2).
Pernyataan Trump itu semakin memperluas kekeliruan pernyataannya dalam rapat umum hari Sabtu (18/2) bahwa sebuah serangan teroris telah terjadi di Swedia pada hari Jumat (17/2).
Trump menyebut beberapa serangan teroris sebelumnya di Eropa akibat kebijakan imigrasi terbuka, dengan mengatakan, “Lihat apa yang terjadi di Jerman. Lihat apa yang terjadi semalam di Swedia? Bayangkan, terjadi di Swedia. Mereka menampung begitu banyak orang, dan kini mereka menghadapi masalah yang bahkan tidak pernah terjadi sebelumnya.”
Setelah banyak warga Swedia memperolok-olok pernyataan Trump itu di berbagai situs media sosial, Trump mengatakan pernyataannya itu merujuk pada laporan di stasiun televisi Fox News sebelumnya tentang imigran dan Swedia, yang ditontonnya pada hari Jumat (17/2), dan bukan pada serangan teroris.
Dalam laporan itu wartawan Ami Horowitz mengatakan pejabat-pejabat tinggi Swedia telah dengan sengaja menutup-nutupi lonjakan kejahatan di negara itu, terutama kejahatan senjata api dan pemerkosaan, yang dilakukan oleh sebagian dari 300 ribu imigran yang berasal dari negara-negara yang dikoyak perang sejak tahun 2013.
Statistik pemerintah resmi menunjukkan angka kejahatan di negara itu sejak tahun 2005 justru turun.
Meskipun Trump mengkritisi bahwa kebijakan Swedia menerima imigran telah gagal, Kedutaan Besar Swedia di Washington hari Minggu (19/2) mengatakan, “Kami ingin memberi informasi pada pemerintah Amerika tentang kebijakan imigrasi dan integrasi di Swedia”.
Setelah mengetahui tentang pernyataan Trump dalam pawai itu, Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom mengatakan demokrasi dan diplomasi “mensyaratkan kita untuk menghormati ilmu pengetahuan, fakta, dan media”.
Pendahulunya – Carl Bildt – menulis pernyataan di Twitter, yang mengatakan, “Swedia? Serangan teror? Rokok apa yang dihisapnya? Ada begitu banyak pertanyaan”.
Sejumlah warga Swedia lainnya memperolok-olokkan pernyataan Trump dengan mengatakan, "Ia (Trump) mungkin merujuk pada pencurian bakso besar-besaran, pada peringatan salju longsor, atau polisi yang mengejar pengemudi yang mabuk." [em/jm]