Ketika menuju KTT Helsinki untuk bertemu pemimpin Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump, hari Minggu (15/7) melancarkan serangan baru terhadap dua sasaran favoritnya, media berita Amerika dan Partai Demokrat yang beroposisi.
Pemimpin AS itu di Twitter berkeras media berita Amerika "memang musuh rakyat dan semua anggota Partai Demokrat tahu bagaimana melawan dan menghalangi program pemerintah. Ini sebabnya ada kebencian dan perselisihan di negara kita, tetapi pada titik tertentu, akan pulih! "
Pemimpin AS itu mengatakan akan bertemu Putin di ibukota Finlandia, tetapi mengatakan, "Sayangnya, tidak peduli seberapa baik hasilnya di KTT nanti, jika saya diberi kota besar Moskow sebagai ganti rugi atas semua dosa dan kejahatan yang dilakukan oleh Rusia selama bertahun-tahun, ketika saya kembali nanti, saya akan dikecam karena itu saja tidak cukup baik, dan saya seharusnya mendapat hadiah tambahan, kota Saint Petersburg."
Dalam salah satu rangkaian tweet, Trump mengatakan, "Belum ada rudal atau roket yang ditembakkan dalam 9 bulan di Korea Utara, belum ada uji coba nuklir dan kita mendapatkan warga kita yang disandera. Siapa yang tahu bagaimana nanti jadinya ? tapi kenapa kantor-kantor Berita Palsu tidak membicarakan fakta-fakta yang luar biasa ini? Karena mereka adalah sumber-sumber Berita Palsu!"
Trump juga menyampaikan selamat kepada Perancis karena memenangkan Piala Dunia, dengan mengatakan Perancis "bermain sepakbola secara luar biasa."
"Selain itu, selamat kepada Presiden Putin dan Rusia yang mengadakan Turnamen Piala Dunia yang benar-benar hebat - salah satu yang terbaik!," kata Trump.
Trump berseteru dengan media berita AS selama 18 bulan kepresidenannya dimana hampir setiap hari ia mencap berita yang tidak disukainya sebagai "berita palsu". Ia menolak untuk menjawab pertanyaan wartawan CNN dalam konferensi pers hari Jumat di Inggris, menyebutnya jaringan "berita palsu", dan kemudian memanggil seorang wartawan dari saluran televisi kabel favoritnya, Fox News, menyebutnya sebagai "jaringan berita yang sebenarnya."
Dalam akhir pekan, Gedung Putih membatalkan kehadiran penasehat keamanan nasional Trump John Bolton pada acara wawancara CNN di Minggu, setelah Bolton menerima undangan wawancara itu. [my/ii]