Presiden Trump kembali menyulut pertengkarannya dengan kepala-kepala badan intelijen hari Rabu dengan melecehkan pernilaian mereka tentang ISIS, Korea Utara dan Iran.
Dalam serangkaian posting di Twitter, Trump mengklaim berhasil mendapat kemajuan besar dalam hal-hal itu, dan menyebut kepala-kepala badan intelijen itu sebagai “sangat pasif dan naif.”
“Ketika saya baru menjadi Presiden, ISIS adalah kekuatan yang tidak terkontrol di Suriah. Sejak itu kemajuan besar telah dicapai, khususnya dalam lima minggu terakhir. Kekalifahan akan segera dihancurkan, suatu hal yang tidak terpikirkan dua tahun lalu,” tulis Trump.
“Hubungan dengan Korea Utara kini paling baik,” katanya dan menambahkan, “ada kemungkinan baik mencapai denuklirisasi (di Semenanjung Korea).”
Tentang Iran, Trump mengatakan, penilaian pejabat intelijen “semuanya salah. Barangkali mereka harus kembali ke sekolah,” tambahnya.
Cuitan Trump itu dilancarkannya satu hari setelah direktur intelijen Nasional dan lima badan intelijen penting lainnya, seperti CIA, FBI dan NSA menyampaikan laporan mereka yang berjudul Evaluasi Ancaman di Seluruh Dunia kepada Senat Amerika.
The Intelligence people seem to be extremely passive and naive when it comes to the dangers of Iran. They are wrong! When I became President Iran was making trouble all over the Middle East, and beyond. Since ending the terrible Iran Nuclear Deal, they are MUCH different, but....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 30, 2019
Laporan intelijen itu menunjukkan ancaman gawat yang dihadapi Amerika dan menurunnya pengaruhi global Amerika, sementara Russia dan China terus bertambah kuat. [ii]