Mantan Presiden AS Donald Trump pada Sabtu (25/9) mengulangi klaim keliru soal penipuan pemilih pada pelaksanaan pemilu di negara bagian yang krusial, Arizona. Klaim tersebut dilakukan sehari setelah peninjauan hasil pemilu oleh sekutunya sendiri di Partai Republik yang menegaskan kekalahan Trump terhadap Biden di negara bagian tersebut pada Pilpres AS 2020.
“Jelas di Arizona mereka harus mendesertifikasi (hasil) pemilu,” ungkap Trump di hadapan massa pendukungnya di Perry, Georgia, di mana ia berkampanye untuk sejumlah calon senator dari Partai Republik. “Mereka yang bertanggung jawab telah melakukan kesalahan harus dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.
Peninjauan hasil pemilu pada Jumat (24/9) menutup upaya yang dipicu klaim-klaim keliru Trump soal penipuan pemilih.
BACA JUGA: Peran Ketua Kepala Staf Gabungan AS di Akhir Pemerintahan Trump Tuai KontroversiMeskipun mereka menemukan sebagian besar penghitungan suara secara keseluruhan telah sesuai, laporan tersebut menyoroti serangkaian dugaan masalah, termasuk 10.342 kemungkinan pemilih yang memberikan hak suara mereka di wilayah kabupaten atau kota yang berbeda.
Trump, yang memperkirakan penyelidikan di Arizona akan memperkuat klaimnya, mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang tampak bertentangan dengan temuan hasil peninjauan. Ia menyebutnya sebagai “kemenangan besar bagi demokrasi dan kemenangan besar bagi kita.”
Pada Sabtu (25/9), Trump tampak terus mengabaikan kesimpulan hasil peninjauan pada hari Jumat, dengan mengulang-ulang komentarnya tentang apa yang ia sebut “berita palsu” atau “fake news.”
Kesimpulan laporan tersebut akan membuat kecewa para pendukung Trump yang mendorong dilakukannya peninjauan kembali. Banyak di antara pendukungnya berharap bahwa hal itu akan membuktikan pernyataan Trump yang tidak berdasar bahwa ia ‘dirampok’ dari pemilihan kembali sebagai presiden karena adanya penipuan yang diatur sedemikian rupa. Sejauh ini, tidak ada bukti yang diberikan, baik oleh Trump maupun para pendukungnya. [rd/ah]