Trump Optimistis Soal Pemulihan COVID-19

Para petugas Rumah Duka Jurek-Park Slope memasukkan peti jenazah di tengah wabah virus corona (COVID-19) di Brooklyn, New York, 8 April 2020. (Foto: Reuters)

Beberapa jam setelah menyaksikan hari paling mematikan dalam perang melawan virus corona, Presiden Amerika Donald Trump memprediksi hari-hari yang lebih baik akan datang.

Dalam jumpa pers pada Rabu (8/4) malam, Presiden Trump mengatakan, perkiraan jumlah kematian akibat COVID-19 di Amerika kini sekitar 61.000 - turun dari perkiraan baru-baru ini, 82.000. Perkiraan baru itu juga jauh lebih rendah dari perkiraan awal bulan ini, yaitu setidaknya 100 ribu dan sampai sebanyak 240 ribu.

Rabu (8/4), hampir 2.000 pasien COVID-19 meninggal dalam 24 jam di Amerika, sehingga total kematian akibat virus itu lebih dari 14.500. Trump mengatakan, angka itu akan lebih tinggi jika ia tidak menutup perbatasan Amerika pada awal wabah, bertentangan dengan imbauan Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO).

Ia menambahkan proyeksi baru itu bisa lebih optimistis bergantung pada kesabaran dan disiplin rakyat Amerika, yang banyak dari mereka tinggal di rumah.

Di Amerika, warga kulit hitam adalah kelompok yang paling terimbas virus corona. Menurut pejabat-pejabat, itu karena kelompok populasi itu juga mengidap masalah lain kesehatan, seperti asma dan diabetes, yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Populasi Lansia di mana-mana cenderung tidak bertahan dari virus tersebut.[ka/ft]