Presiden Amerika Donald Trump hari Senin (21/1) menggambarkan ratusan ribu PNS yang bekerja tanpa upah selama penghentian sebagian operasi pemerintah federal sejak 22 Desember lalu sebagai “patriot,” tetapi tidak ada isyarat akan segera dimulainya kembali operasi pemerintah.
Penghentian seperempat operasi pemerintah federal Amerika atau dikenal sebagai “government shutdown” hari Senin merupakan hari ke-31, atau yang terlama dalam sejarah Amerika.
Trump kembali menyampaikan seruan untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan Amerika-Meksiko, dengan mencuit di Twitter “kita sekarang harus bekerjasama, setelah puluhan tahun dilecehkan, untuk akhirnya memperbaiki Krisis Kemanusiaan, Kriminal & Narkoba di Perbatasan kita. KITA AKAN MENANG BESAR!”
Sekitar 800.000 PNS telah terkena dampak penghentian sebagian operasi pemerintah federal, dimana lebih dari separuh jumlah itu tetap diperintahkan bekerja tanpa upah dan sisanya dirumahkan.
Selama akhir pekan lalu Trump menawarkan kompromi untuk menyudahi “government shutdown” akibat perselisihan dengan kelompok oposisi, terkait tuntutannya untuk mendapat anggaran sebesar 5,7 miliar dolar guna membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan Amerika-Meksiko agar dapat mencegah masuknya imigran ilegal.
Dalam proposal diajukannya, Trump mengatakan sebagai imbalan atas anggaran pembangunan tembok itu, ia menawarkan perlindungan selama tiga tahun bagi ratusan ribu imigran yang
dibawa orang mereka ketika masih kanak-kanak secara ilegal agar tidak dideportasi, dan juga perpanjangan status perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari Amerika Latin dan negara-negara Afrika karena aksi kekerasan dan bencana alam.
Partai Demokrat menolak pembangunan tembok itu sebagai hal yang tidak efektif dan tidak bermoral. Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan proposal Trump itu “non-starter.” Ia ingin agar Presiden Trump dan Partai Republik untuk terlebih dahulu memulai kembali operasi penuh pemerintah federal dan kemudian membahas inisitiaf-inisiatif keamanan di perbatasan, dan menawarkan 1,3 miliar dolar anggaran untuk keamanan di perbatasan, tetapi tidak secara spesifik menyebut soal pembangunan tembok. (em)