Para pemimpin dunia dan bisnis hari Selasa (21/1) berkumpul di resor ski di Davos, Swiss, untuk mengikuti pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia.
Dalam sambutannya, Presiden Trump menggembar-gemborkan keberhasilan ekonomi pemerintahannya, menyoroti perjanjian perdagangan yang dicapainya baru-baru ini dengan Kanada, Meksiko dan China; dan menolak apa yang disebutnya sebagai “pembawa kabar buruk” – julukan bagi orang-orang yang mengecam kebijakan lingkungan hidupnya.
“Mereka yang mengkritisi kebijakan saya selalu menuntut hal yang sama : kekuasaan absolut untuk mendominasi, mengubah dan mengendalikan seluruh aspek kehidupan kami. Kami tidak akan membiarkan kelompok sosialis-radikal menghancurkan perekonomian kami, merusak negara kami, atau menghapus kebebasan kami,” ujar Trump.
BACA JUGA: Kesenjangan Pendapatan Melebar Kikis Kepercayaan Kepada KapitalismeDalam isu lingkungan hidup, Trump mengatakan Amerika akan ikut dalam rencana untuk menanam satu miliar pohon di seluruh dunia, yang menurut para aktivis tidak cukup untuk memitigasi perubahan iklim.
Setelah pidato Trump, aktivis iklim Greta Thunberg kembali mengecam para pemimpin dunia karena tidak menganggap serius ancaman pemanasan global.
“Saya berada di sini untuk menyampaikan bahwa tidak seperti Anda, generasi saya tidak akan menyerah tanpa perjuangan,” tukas Greta.
Dengan akan dilangsungkannya pemilu presiden November nanti, para analis mengatakan Presiden Trump menggunakan pidatonya untuk menarget warga di dalam negeri dan membantah kritik terhadapnya.
Matthew Goodman, pakar kebijakan ekonomi di Centre for Strategic & International Studies CSIS di Amerika, mengatakan, “Orang-orang yang skeptis terhadap kebijakan ekonomi, penggunaan tarif misalnya, dan upaya mendapatkan konsesi perdagangan dengan Tiongkok dan lainnya. Saya kira Trump tersengat oleh berbagai kritik terhadap pendekatan tersebut dan ia mengira pendekatan itu sudah bagus.”
Meskipun sedang berada di Davos, Trump tidak bisa mengacuhkan apa yang sedang terjadi di Washington DC.
“Semua itu adalah kabar bohong. Tidak akan ada kemajuan karena tidak ada yang terjadi,” kata Trump/
Ketika Senat Amerika melancarkan pengadilan pemakzulan terhadapnya, para analis mengatakan Trump melakukan apa yang telah dilakukan presiden-presiden Amerika sebelumnya ketika menghadapi ancaman pemakzulan, yaitu mewakili negara di luar negeri dan memproyeksikan citra bahwa semua urusan berjalan seperti biasa.
Thomas Schwartz di Vanderbilt University mengatakan, “Itu hal yang biasa. Trump memiliki plus minus tentang hal ini. Kadang-kadang ia mencoba menggunakan akal sehat, tetapi di lain waktu – seperti surat enam halaman yang dikirimkannya kepada Ketua DPR Nancy Pelosi Desember lalu – sangat jelas menunjukkan bahwa pemakzulan sangat berarti baginya; dan bahwa ia sangat marah tentang hal itu, bahwa ia terobsesi dengan hal itu. Cuitan-cuitannya juga memproyeksikan hal itu.’’
Di Davos, Trump hari Selasa juga bertemu dengan pendiri forum itu, Klaus Schwab, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan para pemimpin Irak, Kurdistan dan Pakistan. (em/ii)