Trump Puji Upaya China dalam Melawan Virus Corona

Petugas medis merawat pasien yang terpapar virus corona di rumah sakit Zhongnan, Wuhan, Hubei, China (foto: ilustrasi).

Presiden AS Donald Trump hari Jumat (7/2) memuji Presiden China Xi Jinping dalam usahanya untuk melawan virus corona sementara Presiden Xi menghadapi kritik semakin besar menyusul meninggalnya seorang dokter akibat virus corona. Dokter tersebut adalah orang pertama yang menerbitkan peringatan dini tentang bahayanya epidemi tersebut.

Selesai percakapan telepon dengan Xi, Trump memuji tanggapan China dan katanya, Xi memimpin “sebuah operasi yang akan sangat sukses.” Trump meneruskan pujiannya terhadap Xi lewat Twitter pada Jumat, dan menggambarkannya sebagai “kuat, terfokus tajam dan kuat.”

BACA JUGA: Presiden China Nyatakan 'Perang Rakyat’ Terhadap Virus Corona

Berita resmi China tentang percakapan pada Jumat itu tidak termasuk acuan kepada keluhan China tentang reaksi pemerintahan Trump terhadap perebakan itu. Didalam keluhan itu China mempersoalkan AS sebagai negara pertama yang menutup kantor diplomatiknya di Wuhan dan memerintahkan diplomatnya untuk meninggalkan negara itu.

Kematian dokter Tionghoa yang diberangus oleh penguasa Partai Komunis setelah mengeluarkan peringatan virus pada Desember, yang waktu itu belum dikethui jenisnya, telah memicu kemarahan di Internet terhadap para pejabat partai.

Polisi menuduh dr. Li Wen-liang waktu itu “menyebarkan desas-desus online” dan “sangat mengganggu tatanan ketertiban sosial.” Dr. Li meninggal pada Jumat pagi di RS Pusat Wuhan.

Tetapi, Li dipuji oleh banyak orang, termasuk ilmuwan utama dari Pusat Pengendalian Penyakit China, Zeng Guang.

“Seorang pahlawan yang merilis informasi tentang epidemi di Wuhan pada tahap yang dini, dr. Li Wen-liang tetap abadi,” tulis Zeng di halaman microblog Sina Weibo.

Pejabat di provinsi Hubei, dimana perebakan dimulai, melaporkan 69 kematian baru pada dini hari Jumat, sehingga jumlah korban virus sudah lebih dari 630. Mereka juga melaporkan 2.500 kasus baru, sehingga total kasus mencapai lebih dari 31 ribu kasus. [jm/pp]