Presiden Amerika Donald Trump diperkirakan akan memuji perekonomian Amerika dan akan tetap mendesakkan perlunya tembok di perbatasan selatan Amerika-Meksiko. Pidato Trump tadinya dijadwalkan pada 29 Januari, tetapi kemudian ditangguhkan hingga 5 Februari karena “government shutdown” atau penghentian sebagian operasi pemerintah Amerika selama 35 hari, yang terlama dalam sejarah.
“Government shutdown” ini disebabkan perselisihan antara presiden Trump dan faksi Demokrat di Kongres tentang anggaran untuk tembok perbatasan.
Trump diperkirakan akan menampilkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang kuat, yang memenuhi janji kampanyenya. Pemimpin mayoritas Senat dari faksi Republik Mitch McConnell mengisyaratkan bahwa keberhasilan perekonomian Amerika akan menjadi salah satu yang terpenting dalam pidato Trump nanti.
"Kebijakan Republikan yang pro-pertumbuhan dan pro-keluarga telah membantu menciptakan lapangan pekerjaan di negara kita, dan usaha kecil telah berkembang cepat, sementara keluarga-keluarga kelas menengah di seluruh Amerika telah menuai hasil kebijakan ini,” kata McConnell.
Faksi Demokrat bersiap memberi tanggapan terhadap pidato itu, demikian isyarat yang diberikan pemimpin minoritas Senat dari faksi Demokrat Chuck Schummer.
“Diperkirakan dalam pidato kenegaraan nanti presiden akan mengatakan bahwa ekonomi kita kuat, padahal kenyataannya ekonomi kelompok kelas menengah Amerika justru memburuk. Sistem layanan kesehatan mengecewakan dan pemerintahan Trump kini kacau balau dan inkompeten,” kritik Schummer.
Your browser doesn’t support HTML5
Trump telah mengakui bahwa ia mungkin tidak akan mendapatkan cukup dukungan dari Kongres untuk membangun tembok di perbatasan selatan Amerika-Meksiko, yang merupakan salah satu janji utama kampanyenya ketika menjadi presiden tahun 2016.
Trump mengatakan mungkin akan menyatakan kondisi darurat untuk memperoleh anggaran yang cukup, dan berniat menggunakan Pidato Kenegaraan-nya untuk mendorong opsi itu.
Senator Lindsey Graham mendesak sesama anggota faksi Republik agar mendukung Trump.
“Jika faksi Demokrat tidak bersedia bekerjasama dengan Trump, saya kira akan buruk bagi faksi Republik jika tidak mendukungnya ketika ia berupaya membangun penghalang (tembok, red.) dengan menggunakan otoritanya sebagai pemimpin,” ujar Graham.
Presiden Trump juga diperkirakan akan menyampaikan keberhasilan Amerika dalam mediasi di Afghanistan sebagai pembenaran untuk mengakhiri keterlibatan militer AS di sana selama 17 tahun. Termasuk mengklaim ke0majuan dalam perundingan perdagangan pemerintah Amerika dengan China, dan Korea Utara terkait denuklirisasi di Semenanjung Korea. [em]