Trump Sanggah Laporan Bahwa Transisinya dalam Gejolak

Presiden terpilih AS Donald Trump menyangkal laporan-laporan media mengenai tim transisinya (foto: dok).

Presiden terpilih AS Donald Trump hari Rabu (16/11) menyangkal berbagai laporan adanya perseteruan keras di antara para penasihat utama tim transisinya.

Presiden terpilih Amerika Donald Trump mengatakan tim transisinya “berlangsung sangat mulus” menyangkal laporan-laporan adanya perseteruan keras di antara penasihat utama mengenai jabatan-jabatan penting keamanan nasional dalam pemerintahan barunya.

“Proses yang sangat teratur berlangsung, sementara saya memutuskan jabatan kabinet dan banyak lagi posisi lainnya,” kata Trump lewat akut Twitter-nya.

“Hanya saya yang mengetahui siapa finalisnya”.

Komentar Trump itu dikemukakan menyusul laporan-laporan media berita Amerika bahwa tim transisinya diwarnai gejolak setelah para pembantunya mendepak dua penasihat keamanan nasionalnya dari kelompok transisi itu.

Trump mengatakan ia sudah berbicara dengan sejumlah pemimpin dunia sejak kemenangannya yang mengejutkan minggu lalu dalam kampanye pemilu presiden yang panjang tahun 2016. Pembicaraan itu termasuk dengan pemimpin dari China, Rusia, Inggris, Arab Saudi, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

Trump secara khusus menyebut The New York Times atas laporannya mengenai upaya-upaya tim transisinya, dengan mengatakan salah satu surat kabar terkemuka di dunia kecewa karena tampak bodoh dengan liputan mereka mengenai dirinya. Ia mengatakan laporan surat kabar itu mengenai transisi adalah sangat salah.

Presiden terpilih itu juga menyangkal laporan media cetak lain bahwa ia berusaha untuk memperoleh “akses keamanan tingkat tinggi” bagi tiga anaknya yang sudah dewasa, Donald Trump, Jr., Eric Trump dan Ivanka Trump serta kemungkinan suami Ivanka, Jared Kushner, dan bahwa mereka semua memberi saran kepada Trump mengenai jabatan-jabatan penting dua bulan sebelum pelantikannya tanggal 20 Januari.

Trump memasang pesan, “Ini (adalah) laporan yang tidak benar”.

Trump hari Selasa bertemu di lantai 26 gedung pencakar langit Trump Tower di New York dengan wakil presiden terpilih Mike Pence mengenai jabatan-jabatan urusan luar negeri dan keamanan nasional.

Sebagian dari pembicaraan itu berpusat pada apakah akan menunjuk mantan walikota New York Rudy Giuliani sebagai Menlu. Rudy Giuliani usia 72 tahun tidak punya pengalaman kebijakan luar negeri tapi ia adalah Pendukung setia Trump selama kampanyenya melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan sering tampil pada acara-acara televisi membela pencalonan Trump. [my/ds]