Pemerintahan Trump siap menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki. Sanksi itu kemungkinan besar akan dijatuhkan pada pekan ini paling cepat. Ankara melancarkan serangan pekan lalu, setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba menarik pasukan Amerika dari Suriah Utara, di mana mereka menjaga perdamaian yang rapuh di antara pasukan-pasukan yang saling bersaing.
Konvoi militer Turki menyeberang ke Suriah pada hari Senin (14/10) setelah melancarkan serangan minggu lalu. Ankara mengatakan pihaknya bertujuan untuk membuat “zona aman” di perbatasannya dan mengusir pejuang Kurdi Suriah yang dianggapnya sebagai teroris.
Pemerintahan Trump mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan sanksi ekonomi terhadap Turki atas serangannya, kemungkinan besar sedini minggu ini.
BACA JUGA: Menhan AS Kecam Erdogan karena Serangan “Tidak Perlu” di Suriah“Turki adalah anggota penuh NATO, dan sekutu kita yang sekarang berperang karena isu-isu perbatasan dengan Kurdi yang telah membantu kita memerangi ISIS. Ini adalah situasi yang rumit dan kami memantau itu dengan sangat hati-hati," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
Pekan lalu Presiden Trump tiba-tiba memerintahkan penarikan pasukan Amerika dari Suriah Utara, sebuah keputusan yang dianggap secara efektif memberi Ankara lampu hijau untuk melancarkan ofensifnya.
“Di Suriah, kita seharusnya berada di sana selama 30 hari, dan kita sudah berada di sana selama 10 tahun, dan, perang-perang ini tidak pernah berakhir," kata President Donald Trump.
Sebagian anggota Kongres mengecam langkah Trump itu yang dianggap bisa memicu kekacauan dan meninggalkan sekutu Kurdi. Para anggota Kongres di kedua partai di Capitol Hill akan mengeluarkan rencana sanksi mereka sendiri.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan bahwa serangan Turki ke Suriah dapat membuka pintu bagi kebangkitan ISIS.
Ratusan pendukung ISIS dilaporkan telah melarikan diri. Trump menyalahkan Kurdi dengan kejadian itu.
Pasukan Suriah kini telah bergerak menuju perbatasan utara, setelah pasukan Kurdi Suriah, yang sebelumnya merupakan sekutu Amerika, mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Suriah untuk membantu mereka menangkis invasi Turki.
Your browser doesn’t support HTML5
Michael Lueders, analis Timur Tengah, mengatakan Rusia memperhatikan dengan saksama potensi bentrokan antara Turki, Suriah dan Kurdi.
“Pada akhirnya pihak-pihak itulah yang akan menemukan solusi politik, karena negara-negara Eropa dan Amerika tidak lagi berperan dalam konflik ini," kata Michael Lueders.
Selain sanksi Amerika, Uni Eropa telah meminta semua negara anggotanya untuk menghentikan penjualan senjata ke Turki. [lt/uh]