Beberapa hari sebelum libur nasional AS untuk mengenang tokoh hak-hak sipil Martin Luther King, Jr., Presiden terpilih Donald Trump menyerang anggota DPR John Lewis setelah tokoh hak-hak sipil itu menyatakan Trump bukanlah "presiden yang sah" karena ia percaya Rusia membantu Trump memenangkan pemilihan umum.
Dalam beberapa cuitan di Twitter Sabtu pagi (14/1), Trump mengatakan, daripada mengkritiknya, anggota DPR dari Partai Demokrat itu seharusnya berkonsentrasi untuk melayani konstituennya.
Dalam wawancara hari Jumat untuk acara Meet the Press di televisi NBC yang disiarkan hari Minggu, Lewis mengatakan, "Saya percaya dengan kerjasama. Itu tidak mudah. Akan sangat sulit. Menurut saya, presiden terpilih bukanlah presiden yang sah." Ia menambahkan, "Menurut saya, Rusia turun tangan dalam membantu dia terpilih."
Juru bicara Lewis, Linda Jones menolak menanggapi serangan Trump, tetapi mengatakan, "Kita, sebagai bangsa, perlu tahu apakah pemerintah asing mencampuri pemilihan di negara kita."
Cuitan Trump itu memicu tanggapan tajam dari beberapa anggota fraksi Partai Demokrat, termasuk pemimpin Fraksi Demokrat di DPR Nancy Pelosi.
Badan intelijen AS baru-baru ini menyimpulkan, Rusia memengaruhi pemilihan presiden guna mendukung Trump. Presiden terpilih itu mengakui Rusia meretas jaringan komputer Partai Demokrat. Tetapi, ia menyatakan peretasan itu tidak memengaruhi hasil pemilu, termasuk fakta bahwa tidak ada gangguan apapun terhadap mesin pemungutan suara."
Lewis dan beberapa anggota Fraksi Demokrat memutuskan tidak menghadiri pelantikan Trump minggu depan. [ka]