Presiden AS Donald Trump, Rabu (7/10), menyatakan ia ingin menarik semua pasukan AS dari Afghanistan sebelum akhir tahun ini, suatu tenggat yang jauh lebih dini daripada yang diajukan pemerintahannya sebelumnya, pada hari yang sama.
“Kita harus membuat sejumlah kecil lelaki dan perempuan pemberani kita yang masih bertugas di Afghanistan kembali ke rumah sebelum Natal!” cuit Trump Rabu (7/10) larut malam.
Perang paling panjang yang diikuti negara ini dimulai pada tahun 2001 sewaktu pasukan AS menginvasi Afghanistan, sebagai tanggapan atas serangan 11 September terhadap Kota New York dan Washington DC. Invasi itu menggulingkan Taliban, penguasa garis keras Afghanistan ketika itu, yang melindungi jaringan teror al-Qaida dan pemimpinnya, Osama bin Laden, dalang serangan 11 September. Namun, Taliban telah melancarkan pemberontakan berdarah dan tanpa henti terhadap pemerintah sipil dukungan Amerika sejak kelompok itu digulingkan.
AS dan Taliban mencapai kesepakatan pada Februari lalu untuk AS agar memindahkan semua pasukannya dari Afghanistan sebelum pertengahan 2021, sebagai imbalan atas jaminan Taliban untuk tidak membiarkan kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah Afghanistan untuk melancarkan serangan internasional.
Taliban sedang terlibat dalam perundingan intra-Afghanistan guna mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata permanen dan pengaturan pembagian kekuasaan pascaperang di Afghanistan.
Hanya beberapa jam sebelum presiden Trump mencuitkan pernyataan itu, Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien mengatakan AS berniat untuk mengurangi jumlah tentaranya di Afghanistan dari 5.000 menjadi 2.500 pada awal 2021. [uh/ab]