Presiden terpilih Donald Trump, Rabu (14/12) bertemu dengan para eksekutif dari perusahaan-perusahaan teknologi terbesar Amerika. Kebanyakan di antara eksekutif perusahaan itu merupakan pengecam keras Trump dalam kampanye pemilihan presiden tahun ini. Akan tetapi tidak terlihat tanda-tanda permusuhan selama mereka berdiskusi.
Kantor Trump menyatakan ia ingin memulai suatu “dialog dan kemitraan” untuk memicu inovasi dan menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja.
Pertemuan di markas Trump di Kota New York itu diikuti antara lain oleh Direktur Operasi Facebook Sheryl Sandberg, CEO Amazon Jeff Bezos, CEO Tesla Elon Musk dan salah seorang pendiri Google Larry Page.
Trump berbicara dengan nada ramah pada awal pertemuan.
Trump meminta para CEO itu untuk langsung menelponnya jika mereka ingin berbicara, dan menyarankan agar mereka bertemu lagi, setiap tiga bulan.
Kantor presiden terpilih menyatakan Trump memiliki “pikiran terbuka dan kesediaan untuk menyimak” selama pembicaraan itu, dan bahwa pendekatannya diterima dengan baik oleh para pemimpin perusahaan teknologi itu.
Tak seorang pun CEO yang berbicara setelah pertemuan itu kepada wartawan. Akan tetapi Bezos belakangan mengeluarkan pernyataan yang menyebut pembicaraan itu “sangat produktif.”
Banyak pemimpin perusahaan teknologi yang sangat khawatir akan kepresidenan Trump sebelum pemilu karena kritiknya yang keras terhadap China, ancamannya untuk membatalkan perjanjian perdagangan, dan rencana untuk membatasi imigrasi, yang akan membatasi jumlah pekerja berkualitas tinggi bagi perusahaan-perusahaan teknologi.
Dalam surat terbuka hari Selasa (13/12) oleh karyawan dari 200 lebih perusahaan teknologi, mereka menyatakan bertekad tidak akan membantu Trump mengembangkan suatu pencatatan data untuk melacak orang-orang berdasarkan agama mereka, atau untuk kemungkinan mendeportasikan mereka. [uh/ab]