Presiden AS Donald Trump melalui Twitter hari Jumat pagi (13/3) menyatakan akan melakukan tes COVID-19 berskala besar dalam waktu dekat. Ia menambahkan semua birokrasi telah dipangkas, tetapi ia tidak memberi rincian atau indikasi apapun mengenai kapan atau bagaimana tes virus corona itu akan dimulai.
Trump mengatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) “telah meninjau, dan mempelajari, sistem pengujiannya, tetapi tidak melakukan apapun.” Ia menambahkan bahwa “Presiden Obama melakukan perubahan-perubahan yang hanya memperumit masalah.” Trump tidak memberi bukti apapun mengenai perubahan yang ia sebut dilakukan pendahulunya itu.
Sebelumnya pada hari Jumat, China melaporkan hanya delapan pasien baru yang mengidap virus corona.
BACA JUGA: Trump Deklarasikan Darurat Nasional Pandemik Virus CoronaIni adalah perkembangan yang mencengangkan bagi China, di mana ribuan pasien baru pernah tercatat dalam satu hari saja.
Virus ini pertama kali muncul di Provinsi Wuhan, China, akhir tahun lalu.
Namun, penambahan pasien baru sejumlah itu bukan berarti virus tersebut akan segera menyingkir dari China. Masih ada ribuan warga China yang terinfeksi virus corona yang telah menyebar ke seluruh dunia.
Media pemerintah China melaporkan Presiden Xi Jinping mengatakan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres dalam suatu percakapan telepon hari Kamis (12/3), bahwa China akan “melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian tanpa henti, solid dan dengan teliti.”
Selain itu, kantor berita resmi Xinhua melaporkan bahwa Presiden Xi mengatakan China siap berbagi pengalamannya menangani virus itu dengan negara-negara lain serta bersama-sama melakukan penelitian dan pengembangan obat serta vaksin.
BACA JUGA: Netizen di China Berusaha Lawan Propaganda Beijing soal Virus CoronaSekarang ini ada lebih dari 134 ribu kasus virus corona di 127 negara dan teritori, suatu jumlah yang kecil dibandingkan dengan populasi global yang mencapai 7 miliar orang.
Tetapi pandemi ini telah menimbulkan kehebohan pada hampir setiap orang, lelaki, perempuan maupun anak-anak.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Kamis malam, menyelesaikan pertemuan dengan para anggota Kongres mengenai legislasi terkait tanggapan terhadap virus corona. Ia mengatakan berharap para politisi dapat mengeluarkan pengumuman pada hari Jumat mengenai langkah-langkah yang mereka sepakati yang akan membantu rakyat Amerika menghadapi masalah besar yang ditimbulkan virus itu dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Hanya sedikit orang di AS yang terhindar dari dampak wabah virus corona, termasuk Presiden Trump.
BACA JUGA: WHO: Eropa Gantikan China sebagai Pusat Pandemik Virus CoronaFabio Wajngarten, Sekretaris Pers Presiden Brazil, positif terinfeksi virus corona, beberapa hari setelah ia bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Mar-a-Lago. Gedung Putih menyatakan presiden belum menjalani tes, dan Trump hari Kamis mengatakan ia tidak “khawatir” meskipun ia duduk beberapa waktu di sebelah Wajngarten.
Para pejabat Brazil menyatakan para dokter telah melakukan tes terhadap Presiden Jair Bolsonaro dan mengawasinya dengan cermat.
Kanada Kamis malam mengumumkan bahwa istri Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau terbukti positif tertular virus corona. Pasangan ini menjalani isolasi hari Rabu setelah sang istri menunjukkan gejala-gejala ringan setelah kembali dari acara ceramah di London.
BACA JUGA: Virus Corona Kacaukan Acara Olahraga di Seluruh DuniaKota terbesar di AS menyatakan situasi darurat hari Kamis, karena apa yang disebut wali katanya sebagai perkembangan “menyolok dan meresahkan” dalam pandemi virus corona.
Wali kota New York Bill de Blasio mengatakan ada 95 kasus yang telah dikukuhkan di kota itu hari Kamis. Tetapi ia mengatakan kemungkinan jumlahnya meningkat hingga menjadi 1.000 orang pekan depan.
De Blasio mengatakan penetapan situasi darurat itu memberi kota tersebut kewenangan untuk menutup operasi kereta bawah tanah dan bus, meminta warga tidak keluar ke jalan-jalan, menetapkan larangan keluar rumah, dan mencatu logistik. [uh/ab]