Trump Umumkan Normalisasi Israel-Sudan yang Dimediasi AS

Presiden Donald Trump berbicara melalui panggilan telepon dengan pemimpin Sudan dan Israel, didampingi Menteri Keuangan Steven Mnuchin, kiri, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner, dan Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien. (Foto: AP)

Presiden AS Donald Trump, Jumat (23/10), mengumumkan Sudan dan Israel telah sepakat untuk menormalisasi hubungan dan membanggakannya sebagai pencapaian kebijakan luar negerinya di Timur Tengah menjelang pemilihan presiden AS pada 3 November.

"Negara Israel dan Republik Sudan telah sepakat untuk berdamai," kata Trump kepada wartawan di Oval Office. “Ini akan menjadi negara ketiga dimana kita melakukannya dan lebih banyak lagi negara yang akan melakukannya.”

Sudan adalah negara Arab ketiga dalam beberapa bulan terakhir yang menjalin hubungan dengan Israel, setelah Bahrain dan Uni Emirat Arab menandatangani Perjanjian Abraham pada bulan September.

Gedung Putih merilis pernyataan yang mengatakan "dalam beberapa minggu mendatang, kedua negara akan memulai negosiasi perjanjian kerja sama di bidang pertanian, ekonomi, perdagangan, penerbangan, masalah migrasi, dan bidang lain yang saling menguntungkan".

BACA JUGA: Amerika akan Keluarkan Sudan dari Daftar Penyokong Teroris

Selama pengumuman itu Trump, melalui telepon ditemani Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan Ketua Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah al-Burhan.

Netanyahu memuji pengumuman itu, menyebutnya "terobosan dramatis lainnya untuk perdamaian".

Meskipun Trump bersikeras, Palestina pada akhirnya akan bergabung dalam mengakui Israel, kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas merilis pernyataan yang mengecam "normalisasi hubungan dengan negara pendudukan Israel, yang menduduki tanah Palestina."

Sudan adalah sekutu lama Palestina di bawah Presiden Omar al-Bashir, yang digulingkan pada 2019 setelah 30 tahun berkuasa.

Sudan yang saat ini menghadapi krisis ekonomi, pemerintahan transisi di bawah Abdalla Hamdok menyambut baik insentif perdagangan dan investasi yang datang sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi dengan Israel. Pernyataan bersama ketiga negara tersebut juga mencakup janji AS untuk memberikan keringanan utang internasional pada Khartoum. [my/ah]